Sabtu 02 Mar 2024 07:34 WIB

Transportasi Umum di Sebagian Besar Negara Bagian Jerman Lumpuh 

Perundingan kontrak pekerja transportasi umum mengalami kebuntuan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Bus diparkir di halaman layanan perusahaan transportasi Ruhrbahn selama pemogokan nasional sektor transportasi umum di Essen, Jerman, (29/2/2024).
Foto: EPA-EFE/CHRISTOPHER NEUNDORF
Bus diparkir di halaman layanan perusahaan transportasi Ruhrbahn selama pemogokan nasional sektor transportasi umum di Essen, Jerman, (29/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Layanan transportasi umum seperti bus, trem dan kereta bawah tanah di sebagian besar negara bagian di Jerman tidak beroperasi. Hal ini terjadi ditengah puncak mogok kerja pegawai transportasi umum yang memprotes jam kerja mereka.

Mogok kerja yang digelar serikat Verdi ini terjadi di 14 dari 16 negara bagian di Jerman, termasuk Berlin. Di ibukota mogok kerja dijadwalkan akan berakhir Sabtu (2/3/2024) pada pukul 14.00 waktu setempat tapi aksi dilanjutkan di negara bagian lain.

Baca Juga

Protes ini menambah gejolak karena bertepatan dengan aksi perubahan iklim di lebih dari 100 kota yang menyerukan transportasi lebih ramah lingkungan. Aksi ini diselenggarakan Fridays for Future dan kelompok-kelompok lingkungan lainnnya.

Verdi mengatakan perundingan kontrak pekerja transportasi umum mengalami kebuntuan. Mereka ingin mengurangi jam kerja dan lebih banyak cuti. Operator transportasi umum Berlin, BVG menyerukan aksi mogok kerja itu "tidak diperlukan dan sepenuhnya dibesar-besarkan."

Perekonomian terbesar di Eropa itu tidak hanya menghadapi inflansi yang tak kunjung mereda. Jerman juga dilanda serangkaian mogok yang berdampak pada lalu lintas transportasi udara dan kereta.

Kereta komuter juga dapat dilanda aksi industrial setelah perundingan selama berminggu-minggu antara serikat masinis GDL dan perusahaan operator kereta api, Deutsche Bahn AG mengalami kegagalan. Dikutip dari Deutsche Welle, seorang juru bicara Deutsche Bahn mengatakan  BUMN itu sudah memberikan "kompromi yang luas" namun GDL "tetap berpegang teguh pada [tuntutan] 35 jam kerja per minggu dengan gaji yang tidak berubah."

Direktur sumber daya manusia Deutsche Bahn Martin Seiler, mengatakan perusahaan "siap untuk mengambil langkah-langkah menuju pengurangan jam kerja yang jauh melampaui tawaran kami sebelumnya." Tetapi mengatakan serikat pekerja "menolak untuk bergerak satu milimeter pun dalam empat pekan terakhir."

Namun perwakilan GDL menuduh Deutsche Bahn "membocorkan" rincian rahasia dari perundingan tersebut kepada pers dan keluar dari perundingan. Setelah surat kabar Bild mempublikasikan rincian dari perundingan tersebut.

Perwakilan GDL mengatakan informasi tersebut hanya dapat berasal dari sumber Deutsche Bahn karena serikat pekerja tidak berbicara dengan surat kabar tersebut "selama bertahun-tahun" karena pemberitaannya yang "tendensius dan menyalahkan". 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement