Ahad 17 Mar 2024 13:11 WIB

Mengenal Fentanil, Pembunuh Utama Generasi Muda Amerika

Mengatasi masalah ini adalah prioritas pemerintah AS.

Penyalahgunaan obat terlarang (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Penyalahgunaan obat terlarang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sudah sejak lama, Amerika Serikat (AS) bergelut dengan bahaya penyalahgunaan fentanil. Kasus kematian akibat overdosis obat fentanil di Negeri Paman Sam ini, terus meningkat hingga tiga kali lipat. 

Data dari catatan lima tahun terakhir yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menunjukkan, hampir 70 ribu orang di AS meninggal karena overdosis obat yang melibatkan fentanil pada 2021. Jumlah ini meningkat hampir empat kali lipat selama lima tahun.

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Jumat (15/3/2024), menyebut fentanil masih menjadi pembunuh utama generasi muda Amerika, dan melawan narkoba adalah prioritas utama pemerintahan Joe Biden. “Pembunuh nomor satu orang Amerika berusia 14 hingga 45 tahun adalah fentanil,” kata Blinken kepada wartawan saat konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Austria, Alexander Schallenberg di Wina.

Blinken menekankan, lebih dari 40 persen orang Amerika mengenal setidaknya satu orang yang meninggal karena overdosis opioid. “Di AS, hampir tidak ada kota, atau negara bagian yang tidak terkena dampak dan, dalam beberapa kasus, dihancurkan oleh opioid sintetis dan terutama fentanil,” tambahnya.

Dia menekankan, mengatasi masalah ini adalah prioritas pemerintah AS. AS sedang menghadapi krisis narkoba sintetik yang parah, dengan overdosis fentanil yang menjadi penyebab utama kematian di kalangan generasi muda.

Washington telah berulang kali menuduh China sebagai pemasok obat-obatan sintetis terbesar itu ke AS. Fentanil adalah opioid sintetik yang terutama digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit bagi pasien kanker. Zat tersebut 50 kali lebih kuat dari heroin.

sumber : Antara, Sputnik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement