Rabu 03 Apr 2024 10:15 WIB

Israel Bunuh Tujuh Pekerja Kemanusiaan di Gaza

Video yang diperoleh Reuters menunjukkan, lubang besar di atap mobil WCK.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Seorang pria memperlihatkan paspor Inggris, Polandia, dan Australia yang berlumuran darah setelah serangan udara Israel, di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Senin, (1/4/2024).
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Seorang pria memperlihatkan paspor Inggris, Polandia, dan Australia yang berlumuran darah setelah serangan udara Israel, di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Senin, (1/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Lembaga swadaya yang didirikan chef terkenal Jose Andres, World Central Kitchen (WCK) mengatakan warga Australia, Inggris dan Polandia termasuk dari tujuh orang pegawai mereka yang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza tengah.

Dua warga Palestina dan pemilik dwi-kewarganegaraan Amerika Serikat (AS) dan Kanada termasuk dari tujuh orang itu. Dalam pernyataan WCK para pekerja kemanusiaan itu melakukan perjalanan dengan dua kendaraan lapis baja dengan logo WCK dan satu kendaraan lainnya.

Baca Juga

Israel selalu membantah menghalangi distribusi bantuan yang sangat dibutuhkan warga Gaza. Mereka menyalahkan PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan.

WCK mengatakan, meski sudah mengkoordinasikan pergerakannya dengan Angkatan Bersenjata Israe (IDF) konvoi itu ditembak saat meninggalkan gudang di Deir al-Balah. Setelah membongkar muatannya 100 ton bantuan makanan yang dibawa dari laut ke Gaza.

"Ini tidak hanya serangan terhadap WCK, ini serangan pada organisasi kemanusiaan yang menunjukkan betapa mengerikannya situasi di mana makanan digunakan sebagai senjata perang," kata Chief Executive Officer WCK, Erin Gore, Selasa (2/4/2024). "Ini tidak termaafkan," tegasnya.

Militer Israel mengaku sedang meninjau di tingkat tertinggi untuk memahami situasi apa yang mereka sebut insiden tragis. Mereka juga berjanji akan menggelar penyelidikan dengan "lembaga pakar independen dan profesional."

"IDF melakukan upaya ekstensif agar bantuan kemanusian dikirimkan dengan aman, dan bekerja sama dengan WCK dalam upaya penting mereka menyediakan bantuan makanan dan kemanusiaan pada rakyat Gaza," kata militer Israel.

Masyarakat internasional menekan Israel untuk meringankan kelaparan parah di Gaza. Serangannya ke kantong pemukiman itu menghancurkan seluruh Gaza dan memaksa sebagian populasi mengungsi.

PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan mengatakan Israel menghalangi distribusi bantuan dengan rintangan birokrasi dan tidak memastikan konvoi bantuan dapat melakukan perjalanan dengan aman. Pada 29 Februari 2024, Israel membunuh 100 orang lebih yang sedang menunggu bantuan makanan.

Hamas mengatakan, masalah utama pengiriman bantuan karena Israel menyerang pekerja kemanusiaan. Dalam pernyataan Hamas mengatakan Israel sengaja menyerang WCK untuk meneror lembaga-lembaga kemanusiaan internasional agar organisasi-organisasi itu menghentikan misi bantuan mereka.

Pekan lalu Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel mengambil semua langkah yang diperlukan dan efektif untuk memastikan pasokan makanan dapat diterima warga Palestina di Gaza. ICJ juga meminta Israel mencegah kelaparan di kantong pemukiman itu.

Israel membalasnya dengan menuduh PBB dan lembaga kemanusiaan internasional "gagal" mengatasi masalah untuk memberikan bantuan ke warga Gaza yang lapar. Mereka mengkambinghitamkan kapasitas logistik sampai performa PBB dan lembaga-lembaga kemanusiaan.

Andres yang mendirikan WCK pada 2010, mengirimkan koki dan makanan ke Haiti setelah bencana alam gempa bumi di negara itu. Sebelumnya ia mengatakan ia sedih dan berduka untuk keluarga dan teman-teman para korban serangan udara Israel. "Israel harus menghentikan pembunuhan babi buta ini," katanya di media sosial.

"Pembatasan kemanusiaan ini harus diakhiri, berhenti membunuh warga sipil dan pekerja kemanusiaan, dan berhenti menggunakan makanan sebagai senjata. Tidak boleh ada lagi nyawa tidak bersalah hilang. Perdamaian dimulai dengan berbagi kemanusiaan kita. Itu harus dimulai sekarang," tambahnya.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengonfirmasi kematian pekerja kemanusiaan Lalzawmi "Zomi" Frankcom yang berusia 44 tahun. Ia mengatakan pemerintahnya sudah menghubungi Israel untuk meminta pertanggung jawaban.

"Ini adalah tragedi kemanusiaan yang seharusnya tidak pernah terjadi, yang sama sekali tidak dapat diterima dan Australia akan meminta pertanggungjawaban penuh dan tepat," katanya dalam sebuah konferensi pers pada hari Selasa.

Albanese mengatakan warga sipil dan pekerja kemanusiaan yang tidak bersalah harus dilindungi. Ia menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata  berkelanjutan di Gaza serta lebih banyak bantuan untuk membantu mereka yang menderita karena "kekurangan yang luar biasa".

Polandia, yang juga kehilangan seorang warganya, mengeluarkan pernyataan yang menolak "pengabaian hukum kemanusiaan internasional dan perlindungan warga sipil, termasuk pekerja kemanusiaan."

Video yang diperoleh Reuters menunjukkan, lubang besar di atap mobil WCK. Bagian dalam mobil itu terbakar dan sobek. Dalam video itu terlihat paramedis memindahkan mayat-mayat ke rumah sakit dan menunjukkan paspor tiga dari mereka yang tewas.

"Kami patah hati dan sangat terganggu dengan serangan yang menewaskan pekerja bantuan @WCKitchen di Gaza," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson, di media sosial.

"Para pekerja bantuan kemanusiaan harus dilindungi karena mereka memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan, dan kami mendesak Israel untuk segera menyelidiki apa yang terjadi," tambahnya.

WCK mengatakan pihaknya segera menghentikan operasinya di wilayah tersebut dan akan segera mengambil keputusan tentang masa depan operasinya di sana. WCK memberikan bantuan makanan dan menyiapkan makanan untuk orang-orang yang membutuhkan. Bulan lalu, lembaga ini mengatakan selama 175 hari mereka sudah memberikan lebih dari 42 juta makanan di Gaza. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement