REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan bahwa 6.050 siswa terbunuh dan 10.219 siswa lainnya terluka sejak awal agresi Israel 7 Oktober 2023, di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Melalui pernyataan pada Selasa, (2/4/2024), kementerian menjelaskan jumlah siswa yang terbunuh di Jalur Gaza melonjak menjadi lebih dari 5.994 orang, sedangkan yang terluka mencapai 9.890 orang.
Sementara itu, di Tepi Barat sebanyak 56 siswa tewas dan 329 lainnya terluka serta 105 orang lagi ditahan. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa di Jalur Gaza 266 guru dan administrator sekolah tewas dan 973 orang lainnya terluka.
Di Tepi Barat, enam orang terluka dan lebih dari 73 orang ditahan. Menurut data kementerian, 286 sekolah negeri dan 65 sekolah yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza dibom dan dirusak.
Akibatnya, 111 sekolah di antaranya rusak parah dan 40 lainnya hancur total. Sebanyak 57 sekolah di Tepi Barat juga diserang dan dirusak dan 133 sekolah negeri dijadikan sebagai pusat pengungsian di Jalur Gaza.
Kementerian membenarkan bahwa 620 ribu siswa di Jalur Gaza masih dilarang bersekolah sejak awal agresi, sementara mayoritas siswa menderita trauma psikologis dan menghadapi kondisi kesehatan yang sulit.