Ahad 12 May 2024 19:42 WIB

Beredar Video Kondisi RS Indonesia Diobrak-abrik Tentara Israel

RS Indonesia di Gaza dikuasai pasukan Israel sejak akhir tahun lalu.

Citra satelit yang disediakan Maxar Technologies menunjukkan Rumah Sakit Indonesia setelah diserbu tentara Israel, di Jabaliya, Jalur Gaza, pada Ahad, 26 November 2023.
Foto: Satellite image ©2023 Maxar Technologies via
Citra satelit yang disediakan Maxar Technologies menunjukkan Rumah Sakit Indonesia setelah diserbu tentara Israel, di Jabaliya, Jalur Gaza, pada Ahad, 26 November 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Beredar video kondisi terkini Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang sejak akhir tahun alu dikuasai pasukan penjajahan Israel sejak akhir tahun lalu. Rumah sakit yang dibangun dengan dana rakyat Indonesia tersebut kini hancur di berbagai bagian dan dipenuhi coretan-coretan bernada genosidal.

Dalam video yang dilansir Quds News Network pada Ahad (12/5/2024), tampak ada tulisan “1967 is Now, Coming Soon” di dinding rumah sakit. Tahun itu merujuk pada tahun saat Israel dengan bantuan Amerika Serikat dan Inggris menyerang pasukan Mesir yang menutup Terusan Suez. 

Baca Juga

Dalam perang yang terjadi kemudian, Israel menangkap ribuan pasukan Mesir dan membantai mereka. Media Israel Haaretz menggambarkan, para pasukan Mesir dibiarkan meninggal akibat kehausan dan kelaparan di gurun pasir. Pada kejadian lainnya, puluhan pasukan Mesir dibantai di Ras Sudr dan dikubur dengan buldoser, mirip dengan temuan kuburan massal di halaman rumah sakit-rumah sakit di Gaza.

Selain coretan-coretan di dinding RS Indonesia, terlihat juga langit-langit bangunan itu rusak parah. Sementara perabotan-perabotan digulingkan. Tak ada lagi pasien di rumah sakit tersebut.

Seminggu setelah pasukan Israel menyerbu rumah sakit utama di Gaza, al-Shifa, pada 20 November 2023, mereka mulai mendekati RS Indonesia, yang juga berada di Gaza utara. Didanai oleh pemerintah, ormas, dan terutama rakyat Indonesia, rumah sakit senilai 9 juta dolar AS ini dibuka pada 2016 tepat di luar kamp pengungsi terbesar di wilayah tersebut di Jabaliya, di utara Kota Gaza, di atas lahan seluas sekitar 1,4 hektare.

Fasilitas dengan 140 tempat tidur, yang dikelola oleh sekitar 400 warga Palestina dan beberapa sukarelawan Indonesia, merawat 250 pasien setiap hari ketika pertama kali dibuka, menurut Dana OPEC untuk Pembangunan Internasional.

Layanannya mencakup klinik rawat jalan, bedah umum dan ortopedi, departemen khusus penyakit perut, dan satu-satunya pemindai CT modern di wilayah tersebut.

Setelah al-Shifa digerebek sepekan sebelumnya, RS Indonesia adalah satu-satunya fasilitas di Gaza utara yang masih merawat pasien, dengan puluhan orang yang syahid dan terluka akibat serangan Israel berdatangan ke rumah sakit tersebut. Namun sejak akhir November, rumah sakit tersebut menjadi sasaran pasukan Israel. 

Pada Desember 2023, pasukan Israel menguasai dan menjadikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza sebagai markas militer. Fakta itu terungkap berdasarkan keterangan Kepala Presidium organisasi relawan kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia Sarbini Abdul Murad.

"Apa yang terjadi sekarang, sekitar dua minggu yang lalu, Israel menempatkan pasukannya dan (menjadikan) markas (RS Indonesia) yang dulu pernah mereka tuduh sebagai markas Hamas dan tidak ada orang Hamas di situ," kata Sarbini di Jakarta pada Rabu (20/12/2023).

Wakil Presiden Ma’ruf Amin kala itu juga memprotes keras tindakan IDF yang menjadikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza sebagai markas militer. Maruf menegaskan, pembangunan RS Indonesia di Gaza adalah untuk fasilitas pelayanan kepada masyarakat. "Ya pemerintah sangat memprotes, tidak menyukai. Karena apa? Karena itu kan untuk fasilitas pelayanan kepada masyarakat," kata Ma’ruf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement