REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) telah menyelesaikan pengembangan sistem Rudal Permukaan-ke-Udara (L-SAM) yang dirancang untuk menembak jatuh sasaran yang datang pada ketinggian 50-60 kilometer.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh badan pengadaan senjata negara pada Sabtu (25/5/2024). Ini menandai sebuah langkah besar dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara militer.
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) menilai L-SAM cocok untuk tempur karena memenuhi persyaratan teknis militer. Dengan selesainya pengembangannya, L-SAM diharapkan mulai diproduksi tahun depan dan mulai beroperasi pada tahun 2028.
Setelah dikerahkan, L-SAM diprediksi mampu memainkan peran penting dalam perisai rudal berlapis-lapis negara tersebut, yang disebut Pertahanan Udara dan Rudal Korea.
Militer Korea Selatan saat ini mengoperasikan sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Jarak Menengah buatan dalam negeri dan sistem Patriot Advanced Capability-3 A.S untuk mencegat rudal yang masuk pada ketinggian yang lebih rendah daripada L-SAM.
Selama ini, Korea Selatan mengandalkan sistem terminal pertahanan area ketinggian tinggi milik Pasukan AS di Korea untuk sasaran di ketinggian yang lebih tinggi. Sistem tersebut dapat bertahan melawan ancaman tingkat atas di ketinggian 40-150 kilometer.
Militer saat ini juga sedang mengembangkan L-SAM versi Blok-II yang dirancang untuk mencegat target pada ketinggian yang lebih tinggi dari yang sudah dimiliki oleh negara tersebut.