Jumat 24 Jun 2016 18:12 WIB

Pedagang di Perth Keluhkan Penjual Makanan Dadakan

Bar dan mobil penjual makanan dadakan merupakan pemandangan biasa selama Perth Fringe Festival.
Foto: abc
Bar dan mobil penjual makanan dadakan merupakan pemandangan biasa selama Perth Fringe Festival.

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Para pedagang di daerah Northbridge, Perth memperjuangkan perubahan yang memungkinkan mereka berkompetisi secara lebih baik melawan penjual makanan dadakan yang terus meningkat di ibu kota Australia Barat tersebut.

Pemerintah Kota Perth dalam beberapa tahun terakhir terus mencoba menggelar stan dadakan dan mobil makanan di berbagai lokasi di kota itu untuk menghidupkan daerah yang kurang menarik. Sementara mereka muncul secara tetap di sejumlah lokasi di kota itu, mereka umumnya digelar selama musim festival.

Seorang pedagang di pusat hiburan Perth, yang merupakan salah satu pemilik Northbridge Brewing Company, mengatakan bar dan restoran dadakan berdampak bagi para pedagang dan mengurangi jumlah pengunjung venue tetap yang berbayar.

"Saat mereka buka di malam-malam yang kritis bagi venue permanen, maka hal ini tidaklah seimbang. Kami semua mendukung upaya menggairahkan lokasi-lokasi terpencil dan hal-hal seperti itu. Jika mereka buka di pusat budaya pada Selasa atau Rabu malam, tidak masalah," kata Keiller.

"Namun jika berubah menjadi bukan sekadar kegiatan Jumat atau Sabtu malam, para pembayar pajak, mereka yang menggaji orang selama 52 pekan setahun perlu mendapat perhatian," ujarnya.

Pemerintah Negara Bagian menggelar penjual dadakan untuk menggairahkan kawasan Elizabeth Quay yang baru dibuka selama musim panas, dan berencana menggelar hal serupa di tempat lainnya. Keiller mengatakan ketika tempat jualan dadakan digunakan di lokasi yang telah memiliki venue permanen, hal itu tidak membawa keuntungan bagi kalangan bisnis.

"Populasinya tidak cukup untuk menjaga semua hal yang berbeda ini," katanya. "Pasar di wilayah metropolitan, agak mirip dengan kasur air. Jika ditekan di sini, akan muncul di sana. Tidak ada air tambahan, jumlah airnya sama, cuma ditekan di tempat-tempat berbeda."

Keiller menambahkan, "Mungkin ada acara besar di Elizabeth Quay atau di salah satu tempat di CBD, akhir pekan depan pindah ke Leederville atau Mt Lawley atau Fremantle, ini hanya pasar yang sama yang berpindah-pindah."

"Jumlah dan frekuensi kegiatan dadakan ini yang berkompetisi dengan pedagang permanen perlu mendapat perhatian," ujar Keiller.

CEO Australian Hotels Association WA Bradley Woods menyatakan sependapat. "Ini mengecewakan karena pemerintah memanfaatkan mobil penjualan makanan dan venue dadakan sebagai cara menggairahkan sejumlah lokasi," katanya.

"Ini menjadi perhatian karena MRA [Metropolitan Redevelopment Authority] memanfaatkan taktik seperti itu dan di saat yang sama mencoba menarik penyewa penuh ke lokasi-lokasi tersebut," tambahnya.

Meskipun kalangan industri setuju venue dadakan mampu menghidupkan suasana jalan-jalan di kota itu, Woods menyatakan perlunya perubahan aturan yang akan memberikan kesempatan yang sama bagi restoran untuk membolehkan mereka memanfaatkan area terbuka secara lebih baik.

"Masuk akal jika aturan dilonggarkan untuk membolehkan venue hospitaliti permanen, bar dan pub meramu, menyiapkan, dan menawarkan minuman di area terbuka. Namun di sisi lain, penyiapan makanan dan pembuatan makanan tetap dilakukan di dapur," katanya.

Pemerintah Kota Perth hari Selasa malam memutuskan akan menyiapkan laporan mengenai perubahan aturan tentang area terbuka dari restoran.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/tren-kuliner/penjual-makanan-dadakan-di-perth/7540606
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement