Ahad 10 Sep 2017 13:27 WIB

Victoria Beri Dana Bantuan Darurat untuk Pencari Suaka

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Pemerintah Victoria akan memberikan dana darurat kepada lebih dari 100 pencari suaka setelah tindakan keras Pemerintah Federal terhadap sekelompok pencari suaka yang dibawa ke Australia untuk menjalani perawatan medis.

Bulan lalu, Pemerintah Federal yang mengumumkan pihaknya akan menghentikan alokasi dana sebesar lebih dari $ 200 (Rp 2,1 juta) setiap dua minggu dalam bentuk pendapatan bagi sejumlah pencari suaka. Mereka yang terkena dampak hanya punya waktu tiga minggu untuk keluar dari akomodasi yang selama ini juga turut didanai oleh pemerintah.

Menteri Urusan Multikultural Victoria,  Robin Scott mengatakan bahwa Pemerintah Negara Bagian Victoria akan memberikan paket dukungan mendesak senilai $ 600 ribu atau setara Rp 6,3 miliar untuk akomodasi, makanan, pakaian, transportasi, obat-obatan dan pekerja paruh waktu.

Robin Scott mengatakan para pencari suaka yang terkena dampak keputusan Pemerintah Federal ini yang berdomisili di Victoria tidak akan terkatung-katung.

"Anda tidak bisa membiarkan orang begitu saja tanpa dukungan apapun," katanya baru-baru ini.

"Kami adalah masyarakat beradab yang maju dan kami tidak akan membiarkan orang kelaparan di jalanan."

"Ini tentang memastikan orang memiliki atap di atas kepala mereka, makanan dan pakaian mereka."

Hampir 400 pencari suaka saat ini berada di Australia dengan visa sementara dengan alasan medis atau welas asih.

Mereka yang awalnya terpengaruh oleh perubahan akan dipindahkan ke apa yang akan dikenal sebagai "keberangkatan akhir dari visa elektronik perantara atau Bridging E Visa".

Baca juga:

Tunjangan Sosial Untuk Pencari Suaka di Australia Dihentikan

Gereja di Australia Tawarkan Tampung Pencari Suaka

Menteri Pelayanan Manusia, Alan Tudge mengatakan bulan lalu bahwa proposal tersebut akan menargetkan para pencari suaka yang telah menolak untuk kembali ke Nauru atau Manus setelah perawatan medis yang mereka jalani selesai.

Aktivis pencari suaka memberi label kebijakan ini  "tindakan kekejaman yang mengejutkan".

Diterjemahkan pada 10/9/2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement