Senin 14 May 2018 11:49 WIB

Industri Ternak Australia Gunakan Teknologi Pagar Virtual

Dengan teknologi ini memungkinkan konsumen secara virtual mengunjungi peternakan

 Meat and Livestock Australia (MLA) mengembangkan padang merumput virtual untuk menyajikan pengalaman dalam rangka mendidik konsumen mengenai rantai pasokan. (ABC Rural: Kallee Buchanan)
Meat and Livestock Australia (MLA) mengembangkan padang merumput virtual untuk menyajikan pengalaman dalam rangka mendidik konsumen mengenai rantai pasokan. (ABC Rural: Kallee Buchanan)

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Para produsen daging sapi di Australia memanfaatkan inovasi untuk mengatasi tekanan yang terus meningkat dari aktivis lingkungan dan hewan mengenai bagaimana industri mereka beroperasi.

Meningkatnya desakan untuk transparansi dan makanan yang berkelanjutan secara etika, sosial dan lingkungan telah menjadi salah satu topik yang akan dibahas dalam forum Beef Australia 2018, ajang pameran terbesar dalam industri peternakan Australia.

Daging dan Ternak Australia (MLA), organisasi riset, pengembangan dan pemasaran milik para produsen peternakan Australia telah menggunakan teknologi realitas maya (Virtual reality) untuk mencoba mendidik konsumen tentang rantai pasokan.

Pengalaman realitas virtual itu mengajak konsumen mengikuti proses bagaimana hewan di peternakan dipindahkan ke fasilitas penggemukan dan diproses di tempat pemotongan sebelum disajikan di piring di sebuah restoran.

Manajer program komunitas MLA, Fiona Young mengatakan pengalaman maya (virtual reality) mengenai proses ternak dari peternakan hingga ke piring saji  telah terbukti menjadi cara yang efektif untuk mengatasi kesalahpahaman tentang industri peternakan.

"Teknologi ini tentu saja mampu membongkar beberapa asumsi dan stereotipe," katanya.

"Ini benar-benar bisa merasakan sendiri. Jadi begitu Anda menyalakan headset dan headphone, Anda benar-benar dikelilingi oleh rekaman itu, sehingga memungkinkan untuk merasakan bahwa anda benar-benar ada di sana.

"Anda benar-benar berada di helikopter, di lapangan penggembalaan, di truk bersama dengan ternak-ternak itu dan kau benar-benar mengalami apa yang mungkin seorang petani atau produser atau orang lain di industri akan alami."

Dia mengatakan di masa depan teknologi ini dapat digunakan untuk memungkinkan konsumen untuk secara virtual mengunjungi peternakan dari mana makanan mereka berasal. "Industri ini menjadi semakin maju dan berteknologi maju dalam alat komunikasi mereka dan saya pikir tentu saja itu bisa menjadi masa depan dari produk daging sapi," katanya.

Pameran daging sapi telah menarik delegasi dari lebih dari 30 negara di seluruh dunia, banyak yang menghadapi tekanan eksternal yang sama seperti industri Australia, tetapi juga yang bersifat internal seperti menurunnya profitabilitas dan konsumsi, meningkatnya hambatan peraturan, dan ketidakstabilan perdagangan.

Kontribusi penduduk asli diakui.

Direktur pengelola OBE Beef, Dalene Wray ingin menunjukkan bahwa tidak semua inovasi didasarkan pada teknologi.

padang rumput realitas maya Photo: Direktur Pengelola OBE Beef, Dalene Wray mengatakan ada banyak cara untuk menciptakan inovasi ketimbang hanya melihat melalui teknologi Virtual Reality. (ABC Rural: Kallee Buchanan)

Perusahaan kecil di Queensland adalah satu dari hanya empat agribisnis Australia yang memiliki rencana rekonsiliasi, yang menurutnya merupakan jenis inovasi satu-satunya. "Rencana kami adalah sebuah rencana refleksi, jadi merefleksikan kontribusi apa yang dapat kami lakukan," katanya.

"Hal-hal seperti mengakui kontribusi yang dibuat oleh warga Aborigin dan Torres Strait Islanders dan terus berlanjut ke rantai pasokan kami.

"Ini juga secara internal, kami merefleksikan kontribusi yang dapat kami berikan selama pekan  NAIDOC ... 12 bulan yang lalu jika Anda bertanya kepada saya apa tema minggu NAIDOC adalah saya tidak tahu."

Dalene Wray dinobatkan sebagai peraih penghargaan QCL Beef Industry Achiever di acara tersebut, mengakui dampak luas yang dimiliki perusahaannya terhadap industri. "Sebagai konsumen saya ingin hewan yang dibesarkan secara manusiawi dan makanan yang bersih dan aman untuk anak-anak saya," katanya.

"Inovasi memberi kami kesempatan untuk memberikan bukti yang dikehendaki konsumen,”

"Kita harus melakukan itu dengan cara yang berbeda, tentu saja seputar mengupayakan kesejahteraan hewan dan mencari hasil yang lebih baik, mencari cara untuk menjadi lebih transparan."

Teknologi segera diaplikasikan

Sementara beberapa inovasi di acara itu mungkin beberapa tahun lagi baru akan dapat di implementasi, yang lain sedang diuji di peternakan sekarang. Seperti pagar virtual, teknologi GPS yang dikembangkan oleh CSIRO ini memiliki potensi untuk menyingkirkan salah satu pekerjaan yang paling sulit dan paling sering ditakuti di pertanian.

Perusahaan teknologi Agersens memproduksi sabuk leher yang dikenakan oleh hewan ternak yang akan mengeluarkan suara dan memberikan pulsa listrik jika mereka berkeliaran di luar peternakan virtual yang ditentukan, sekaligus dapat melatih ternak untuk tetap berada di dalam pagar yang tidak ada.

Tetapi CEO dan pendiri perusahana ini, Ian Reilly mengatakan nilai sebenarnya adalah bukan lebih dari sekedar mengurangi waktu dan biaya membuat pagar. "Nilai sebenarnya dari alat ini adalah kemampuan teknologi ini untuk mengontrol tingkat persediaan dan pemanfaatan padang rumput dan meningkatkannya dengan cara yang berkelanjutan dan menghindari penggembalaan dan kerusakan lahan," katanya.

"Banyak produsen kami sangat prihatin dengan lingkungan dan keberlangsungan operasi mereka.

"Teknologi ini menawarkan cara ramah dan anti banjir dan tahan api bagi satwa yang dapat menjauhkan ternak dari sungai dan air ... dan untuk membantu mencegah kotoran dari peternakan mengalir ke Great Barrier Reef."

padang rumput virtual Photo: Kalung pagar virtual eShepherd menggunakan teknologi GPS untuk melacak ternak dan mengarahkan ternak padang rumput yang semestinya. (ABC Rural: Kallee Buchanan)

Dia mengatakan ada keuntungan kesejahteraan hewan juga jika dibandingkan dengan metode pagar tradisional, seperti pagar listrik. "Anda tidak dapat terjerat di eShepherd dan berulang kali terkejut jika Anda adalah hewan dan kami dengan cerdas menggunakan teknologi ini untuk melatih hewan itu, kami tidak menghukum mereka," katanya.

"Perangkat ini terbukti efektif untuk melatih para ternak untuk merespon suara audio dan karenanya mengubahnya dengan cara yang sama seperti Anda melatih anjing untuk menanggapi perintah atau sesuatu seperti itu."

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-05-14/pagar-virtual-ternak/9756870
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement