Kamis 05 Mar 2015 02:30 WIB

Putin Nilai Wajar Oposisi Tuding Pemerintah Bunuh Nomstov

Rep: C15/ Red: Yudha Manggala P Putra
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Vladimir Putin mendesak kepala polisi Rusia untuk terus bekerja mengusut kematian Boris Nomstov selaku pihak oposisi pemerintah. Putin menilai, kematian Nomstov menyebabkan rasa malu dan sebuah tragedi besar dalam sejarah Rusia.

Tak hanya pada kepala Kepolisian, Putin juga mendesak para pejabat kementerian dalam negeri untuk menjadikan kematian Nomstov sebagai perhatian serius. Sebab, kematian nomstov bisa jadi merupakan motif politik yang kemudian dilimpahkan padanya.

"Ini kejahatan serius, dan harusnya Rusia terbebas dari rasa malu dan tragedi ini, apalagi pembunuhan Nomstov terjadi di tengah ibu kota," ujar Putin saat pidatonya di Moskow, seperti dilansir The Telegraph, Kamis (4/3).

Namun, Putin pun tak menampik dugaan dari pihak oposisi lainnya yang mengaitkan kematian Nomstov oleh kepemerintahannya. Putin menilai, wajar jika oposisi melihat pemerintah memainkan peran dalam pembunuhan. Maka, ia mendesak polisi Rusia untuk segera menyelesaikan kasus ini, dan mendapatkan dalang dari pembunuhan tersebut.

Pihak Polisi Rusia kerap berkilah sulitnya menemukan siapa dalang dari pembunuhan tersebut dengan alasan kamera CCTV yang ada dijalur tersebut rusak dan mengarah pada arah yang berlawanan. Hingga saat ini pemeriksaan masih terus berlanjut untuk mengungkap dalang pembunuhan Nomstov.

Nomstov (55) merupakan petinggi oposisi pemerintahan Rusia. Ia dikenal sebagai mantan wakil perdana menteri. Ia kerap melempar kritikan pedas pada Putin. Para kawan seperjuangannya melempar tuduhan kematian Nomstov tak lepas dari kemarahan pihak pendukung Putin atas kritik yang selama ini dilemparkan oleh Nomstov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement