Kamis 05 Mar 2015 21:00 WIB

AS Kecam Serangan Terhadap Lippert di Korsel

Rep: C07/ Red: Ilham
Aparat keamanan mengamankan Kim Ki-Jong, aktivis pro-unifikasi Korea, yang menyerang dubes AS untuk Korea Selatan, Mark Lippert, di Seoul, Korea Selatan, Kamis (5/3).
Foto: Reuters/Kim Ju-sung/Yonhap
Aparat keamanan mengamankan Kim Ki-Jong, aktivis pro-unifikasi Korea, yang menyerang dubes AS untuk Korea Selatan, Mark Lippert, di Seoul, Korea Selatan, Kamis (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah AS mengecam aksi penyerangan terhadap Mark Lippert, duta besarnya di Korea Selatan pada Kamis (5/3), pagi. Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Marie Harf menyampaikan kecaman dari AS atas aksi itu.

"Tadi pagi duta besar kami di Seoul, diserang ketika sedang memberikan sambutan. Kami mengecam keras tindakan tersebut. Kini kondisi Lippert sudah membaik setelah dioperasi dan lukanya tidak mengancam jiwanya," kata Harf seperti yang dilansir dari Korea Herald , Kamis (5/3).

Ia menambahkan, serangan tersebut merupakan kali pertama diterima duta besarnya di Korea Selatan. Akibat serangan tersebut, Lippert mengalami luka serius di bagian pipinya akibat sayatan pisau sepanjang 11 sentimeter dan harus dijahit sebanyak 80 jahitan. Selain pipinya, pergelangan tangan kirinya juga mengalami luka.

Pelaku penyerangan telah ditangkap. Ia diidentifikasi sebagai Kim Ki-jong (55). Ia merupakan anggota sebuah kelompok pro-unifikasi Korea yang menyelenggarakan forum. Saksi mata dan polisi mengatakan, Kim menyayat pipi Lippert menggunakan pisau buah.

Motif pelaku karena menginginkan kedua Korea bisa bersatu dan menolak latihan perang gabungan Korsel dan AS yang sudah dimulai kemarin.

Juru bicara penyelenggara forum, Kim Young-man mengatakan, saat itu Lippert hendak memakan sup sarapan paginya di meja. Namun, menurut seorang saksi lain, Lippert sedang berdiri untuk tepuk tangan ketika pelaku menerjang dan menyayatnya dengan pisau sepanjang 25 sentimeter

''Saya melakukan aksi teror,'' teriak Kim ketika dikepung para peserta forum. Saat itu ia menggunakan baju tradisional Korea dan mengatakan Korsel dan Korut harus bersatu. Ia juga berteriak mengecam latihan perang yang dilakukan Korsel dengan militer AS pada pekan ini.

Presiden Korsel, Park Geun-hye juga mengecam insiden ini dan menyatakan serangan itu tidak hanya melukai Lippert tapi juga hubungan kedua negara. Sementara, Presiden AS Barack Obama langsung menelepon Lippert dan menyampaikan ucapan lekas pulih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement