Sabtu 18 Apr 2015 13:15 WIB

Tingginya Migrasi di Mediterania Tingkatkan Risiko Kematian

Rep: c09/ Red: Ani Nursalikah
 Suasana kawasan Benteng Qaitbay yang terletak di tepi laut Mediterania, Kota Alexandria, Mesir.   (Republika/Agung Supriyanto)
Suasana kawasan Benteng Qaitbay yang terletak di tepi laut Mediterania, Kota Alexandria, Mesir. (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyatakan 30 ribu orang yang melakukan migrasi terancam mati dalam perjalanan melintasi laut Mediterania. Upaya migrasi saat ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Seperti dilansir Australia Plus, Sabtu (18/4), cuaca laut yang bagus memicu terjadinya lonjakan migrasi yang luar biasa dari Libya ke Italia. Hal tersebut justru meningkatkan risiko kematian, bahkan 450 orang tewas dalam perjalanan pada beberapa waktu lalu.

Juru bicara IOM Joel Millman mengatakan jumlah korban tewas akibat migrasi di 2015 meningkat 10 kali lipat dari 2014.

"Ada 3.179 kematian di Mediterania pada tahun lalu. Jika tren ini berlanjut, nyawa 30 orang akan sangat mengkhawatirkan," kata Millman, Sabtu (18/4).

Perbedaan tahun ini mengenai migrasi adalah dana operasi pencarian dan penyelamatan korban yang dilakukan oleh Italia dibatasi oleh Uni Eropa. Namun Perdana Menteri Italia Matteo Renzi justru menyalahkan tingginya angka kekerasan di Libya yang menyebabkan warga Libya banyak melakukan migrasi.

"Masalah pada saat ini adalah situasi di Libya," katanya di Washington, Jumat (17/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement