Sabtu 23 May 2015 22:49 WIB
Pengungsi Rohingya

Kisah Bocah 11 Tahun yang Terusir dari Rohingya

Pengungsi Rohingya
Foto: Youtube
Pengungsi Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, LANGSA -- Ayatullah (11 tahun), anak asal Rohingya, Myanmar yang berada di kamp penampungan Kuala Langsa, Kota Langsa, mengaku berpisah dengan orang tua dan saudaranya yang lain akibat konflik sosial yang terjadi di negaranya. Ia mengaku terpaksa naik perahu tongkak karena diusir paksa otoritas Myanmar.

"Saya naik kapal, lari dari ancaman pembunuhan. Ayah dan ibu mungkin masih di Myanmar atau bisa juga berada di tempat lain. Kami terpisah," kata dia yang diterjemahkan Muhammad Husin seorang Rohingya yang bisa bahasa melayu.

Hingga kini ia belum mengetahui dimana kedua orangtuanya berada. Ia berharap Allah SWT menyelamatkan ayah dan ibunya dari kekejaman warga mayoritas yang ada di Myanmar.

Ia sangat khawatir terhadap keselamatan ayah dan ibunya. "Saya khawatir ayah dan ibu tidak selamat," ujar Ayatullah sembari berlinangan air mata.

"I love you father and mom," teriak Ayatullah mengenang kedua orangtuanya.

Sebelum terdampar di Aceh, Ayatullah beserta ratusan imigran lain asal Myanmar dan Bangladesh bertahan hidup selama satu bulan di atas kapal. Kapal itu membawanya mengarungi lautan luas mengikuti arah angin. Hingga akhirnya, Jumat (15/5), nelayan Aceh berhasil menyelamatkan mereka dan membawa ke dermaga Kuala Langsa.

Bantuan untuk pengungsi Rohingya terus mengalir, termasuk dari Yayasan Seramoe Peduli Aceh dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang menyerahkan bantuan berupa santunan uang tunai, beras dan pakaian. Pengungsi yang jumlahnya 1.700 lebih itu tersebar di empat lokasi penampungan, yakni mess Imigrasi Punteut Lhokseumawe 245 jiwa, Posko Lapang, Aceh Utara 322 jiwa, Pelabuhan Langsa 257 jiwa dan 471 jiwa di SKB Aceh Tamiang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement