REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sebuah kelompok hak asasi Muslim Amerika mengumumkan rencana untuk mengajukan keluhan diskriminasi pada Equal Employment Opportunity Commission ExpressJet Airlines, untuk pencabutan akomodasi agama yang wajar dari seorang pramugari Muslim, Stanley.
"Kami telah memberi tahu ExpressJet Airlines dari kewajibannya di bawah hukum, untuk mengakomodasi permintaan keagamaan Stanley mengenai layanan alkohol," kata Lena Masri, staf pengacara dari Council on American-Islamic Relations (CAIR-MI) di Michigan, seperti dilansir onislam.
Ia juga menganggap ExpressJet Airlines dengan sengaja melanggar hak konstitutional Ms. Stanley. Bekerja untuk penerbangan ExpressJet Airlines, Stanley menyatakan kalau agamanya melarang ia untuk melayani alkohol.
Maskapai mengarahkan pramugari Muslim itu untuk bekerja sesuai peraturan dengan pramugari lain, yang bertugas untuk mengakomodasi permintaan penumpang untuk alkohol.
CAIR menjelaskan kalau ia telah bekerja tanpa insiden apapun hingga 25 Agustus, dan berakhir ketika ExpressJet Airlines menempatkan Stanley untuk mengambil cuti administratif selama 12 bulan, setelah itu posisinya dapat diberhentikan.
CAIR menegaskan kalau mereka percaya Maskapai ExpressJet Airlines mencabut permintaan akomodasi Stanley, berdasarkan keluhan oleh sesama karyawan yang merujuk pada jilbab yang dipakai Stanley.
"Ada tindakan di luar batas yang dilakukan perusahaan, tanggapan mereka juga tidaklah positif," kata Dawud Walid, direktur eksekutif CAIR-Michigan.
Keluhan akan diajukan pada Selasa satu September besok, setelah CAIR menggelar konferensi pers.
Islam memang mengambil sikap tanpa kompromi dalam melarang minuman keras. Islam melarang Muslim untuk minum atau bahkan menjual alkohol.
Dalam Islam, tidak hanya dianggap haram untuk mengonsumsi apa yang haram, tetapi juga melarang untuk menyebarluaskan, mempromosikan atau membantu dalam mengonsumsi minuman tersebut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
