REPUBLIKA.CO.ID, PEDERNALES -- Korban tewas akibat gempa terbesar di Ekuador terus bertambah. Perkembangan terakhir pada Ahad (17/4), menyebut 272 korban tewas. Angka ini terus bertambah seiring dengan pencarian korban-korban.
Gempa berkekuatan 7.8 Skala Richter ini mengguncang pantai Pasifik pada Sabtu dan dirasakan 16 juta orang. Gempa menyebabkan kepanikan karena menghancurkan gedung-gedung, jembatan dan jalan.
"Ekuador terguncang dengan sangat hebat, ini adalah tragedi terbesar dalam 67 tahun terakhirm" kata Presiden Ekuador, Rafael Correa yang terburu-buru kembali ke negaranya saat kunjungan ke Italia.
Menurutnya, banyak tanda-tanda kehidupan di bawah puing-puing reruntuhan dan itu akan jadi prioritas penyelamatan. Ia mengonfirmasi 272 kematian dan 2.068 korban luka. Ia mengaku khawatir angkanya akan terus bertambah.
Area pantai terdekat dengan pusat gempa paling parah terimbas, salah satunya Pedernales. Ini adalah pantai padat pariwisata. Kini pantai penuh dengan puing dari rumah-rumah yang runtuh.
Menurut otoritas ada lebih dari 160 gempa susulan khususnya di area Pedernales. Kondisi darurat juga dideklarasikan di enam provinsi. "Anda bisa dengar orang-orang berteriak dari bawah reruntuhan, banyak orang terjebak dan kami tidak bisa lakukan apa pun," kata seorang penduduk, Agustin Robles.
Di Pedernales sendiri, 91 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 60 persen rumah di sana hancur. Penduduk yang selamat diungsikan ke Stadium. Di sana berdiri tenda-tenda yang merawat korban selamat.
Baca juga, Gempa 7,8 Skala Richter Terjadi di Lepas Pantai Ekuador.