Ahad 29 May 2016 22:49 WIB

Pemerintah-Oposisi Venezuela Berdialog Pecahkan Krisis Politik dan Ekonomi

Presiden Venezuela Nicolas Maduro
Foto: Reuters
Presiden Venezuela Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Oposisi dan para pejabat tinggi pemerintah Venezuela mengatakan, Sabtu (28/5), mereka bertemu dengan sekelompok mediator di Republik Dominika guna meletakkan dasar untuk melakukan dialog di tengah kebuntuan politik dan krisis ekonomi yang semakin dalam.

Negara anggota organisasi pengekspor minyak (OPEC) itu mengalami resesi parah karena rendahnya harga minyak serta runtuhnya model perekonomian sosialis.
 
Presiden Nicolas Maduro terjebak dalam kebuntuan dengan parlemen setelah oposisi menang telak tahun lalu. Kedua pihak mengatakan mereka telah bertemu dengan mantan perdana menteri Spanyol, Jose Luis Rodriguez Zapatero, dan dua mantan presiden, yaitu Martin Torrijos dari Panama serta Leonel Fernandez dari Republik Dominika.
 
Pada Jumat, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah berbicara dengan Zapatero untuk menyatakan AS menyambut baik prakarsa tersebut. Deplu juga mengatakan AS juga siap membantu menjadi mediator.
 
Koalisi Kesatuan Demokratik mengatakan para wakil oposisinya telah menyampaikan kepada para mediator bahwa pembicaraan apa pun dengan pemerintah harus membahas permintaan agar referendum digelar soal kepemiminan Maduru.
 
Pembahasan juga diminta mencakup soal pembebasan para pemimpin oposisi yang ditahan, bantuan kemanusiaan dari luar negeri serta agar undang-undang yang disahkan kongres dihormati. "Butir-butir ini dibawa oleh para mantan presiden kepada perwakilan partai yang sedang memimpin, selama ini belum ada kontak langsung dengan mereka dalam bentuk apa pun," kata pihak koalisi dalam sebuah pernyataan. "(Tapi kami) sudah bertemu dengan para mediator."
 
Menteri Luar Negeri Venezuela Delcy Rodriguez mengatakan di Twitter pejabat pemerintah juga telah bertemu dengan para mediator yang sama. "Republik Bolivarian Venezuela menginformasikan negara ini telah melakukan pertemuan pertama untuk mewujudkan dialog antara pemerintah dan oposisi," tulis Rodriguez.
 
Para pemimpin oposisi sangat ragu untuk melakukan pembicaraan dengan pemerintah. Mereka menggambarkan pembicaraan itu sebagai mekanisme untuk memperlambat, yang memungkinkan Maduro melakukan penundaan. Bekas kandidat presiden Henrique Capriles, yang memimpin dorongan untuk referendum, mengatakan dalam sebuah wawancara pekan ini bahwa satu-satunya cara untuk menangani krisis tersebut adalah dengan melakukan pemungutan suara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement