REPUBLIKA.CO.ID, DAVAO -- Sebuah ledakan terjadi di sebuah pasar di Davao, Filipina dan menewaskan sedikitnya 10 orang serta puluhan orang luka-luka. Penyebab ledakan tersebut belum diketahui dengan jelas.
Davao merupakan kota kelahiran Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Ia berada di sana pada Jumat (2/9). Namun ia berada di kantor polisi setelah ledakan tersebut terjadi.
Insiden tersebut terjadi di sebuah pasar jalan yang berlokasi di luar Hotel Marco Polo, Davao. Menurut seorang pejabat polisi, sedikitnya 30 orang telah dibawa ke rumah sakit.
Juru bicara presiden Ernesto Abella menggambarkan ledakan ini sebagai ledakan yang tak diinginkan.
“Tak ada yang pasti tentang itu, tapi ledakan ini telah menewaskan 10 orang dan korban luka-luka sekitar 60 orang,” ujar Abella pada CNN Filipina, seperti yang dikutip dari Reuters, Sabtu (3/9).
Anak Duterte, Paolo Duterte mengatakan ayahnya sedang berada jauh dari lokasi ledakan. Presiden tersebut sebelumnya telah memberikan keterangan konferensi pers yang disiarkan oleh televisi. Paolo mengatakan 10 korban yang tewas terdiri dari lima orang perempuan dan lima orang pria.
Duterte sangat populer di Davao setelah menjabat sebagai wali kota selama lebih dari 22 tahun. Ia menang pemilu nasional pada Mei. Duterte kemudian menyatakan perang pada obat-obatan terlarang sejak ia menjabat pada 30 Juni.
Ledakan tersebut terjadi di luar hotel yang sering dikunjungi oleh Duterte. Sebelumnya ia mengabaikan rumor ancaman pembunuhan pada Jumat (2/9).