Rabu 28 Sep 2016 16:03 WIB

Duterte: Bagaimana Jika Tuhan tak Ada?

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID,   MANILA -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Kali ini, ia mempertanyaan soal keberadaan Tuhan.

Seperti dilansir RT, Selasa (27/9), Duterte berpidato untuk meyakinkan penduduk soal hukuman mati bagi penjahat.

Ia mengatakan ketakutan sudah tidak ada lagi .

Sehingga hukuman mati jadi satu-satunya cara agar keadilan bisa ditegakkan. Sejumlah pihak termasuk Gereja Katolik melawan keinginan Duterte dengan alasan hanya Tuhan yang bisa membunuh.

"Masalahnya, saya tanya, bagaimana jika Tuhan tidak ada?," katanya pada reporter di istana kepresidenan Manila. Duterte mempertanyakan d imana Tuhan saat seorang bayi 18 bulan diculik, diperkosa dan dibunuh?"

"Perempuan dan anak di Suriah yang menolak melayani ISIS, mereka dibakar. Jadi dimana Tuhan? Tuhanku, dimana Engkau?," katanya.

Duterte mengaku sebenarnya ia percaya Tuhan, meski menurutnya keberadaan Tuhan selalu jadi pertanyaan baginya.

Ia menekankan negara harus punya sesuatu untuk menghukum penjahat tanpa harus menunggu akhir zaman, saat Tuhan memberikan penghakiman.

"Mungkin Tuhan tidak ingin semua pembunuhan ini, tapi biarlah, Tuhan bukan musuh saya. Saya akan bicara padanya saat saya sudah berada di sana," kata Duterte.

Baca juga,  Duterte Menyesal Hina Obama.

Selama kampanye pemilu, Duterte menjanjikan hukuman mati sebagai bagian dari perang melawan narkoba. Sejak ia menjabat bulan Juni, 3.500 orang telah tewas. Sebanyak 600 ribu penjahat menyerahkan diri.

Duterte semakin dikenal sebagai pemimpin bergaris keras. Ia menghadapi beragam kritikan, tak hanya kebijakan tapi juga perilakunya. Duterte pernah menyebut Presiden Barack Obama son of a b*tch dan Sekjen PBB Ban Ki-moon sebagai orang bodoh.

Pekan lalu, Duterte mengundang Ban dan pejabat Uni Eropa untuk menyelidiki metodenya dalam mengatasi narkoba. Ia menggunakan kesempatan itu untuk menghina Ban. "Saya mengundang Sekjen PBB, Ban Ki... siapa nama setan itu? Ban Ki-moon," kata dia dikutip Reuters.

sumber : RT
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement