Rabu 23 Apr 2014 10:19 WIB

Inggris Kutuk Kerusuhan yang Berlanjut di Sudan Selatan

Bendera Inggris
Bendera Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Kantor Urusan Luar Negeri Inggris Mark Simmonds, Selasa (22/4), mengutuk serangan baru-baru ini terhadap pangkalan Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS), dan menyeru semua pihak agar segera menghentikan permusuhan dan menghentikan kerusuhan.

Kelompok bersenjata di Sudan Selatan, Kamis (17/4), menggunakan granat berpeluncur roket untuk menyerang pangkalan PBB, tempat 5.000 orang berlindung, menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai 70 orang lagi, kata beberapa laporan.

"Saya secara terang-terangan mengutuk serangan terhadap pangkalan UNMISS di Bor pekan lalu, yang mengakibatkan banyak orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka (IDP) tewas dan cedera, lagi-lagi dalam serangan yang kelihatannya sudah diatur secara teknis," kata Simmonds di dalam satu pernyataan.

Menteri itu mengatakan pembunuhan warga sipil dan IDP secara sengaja adalah pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan kejahatan tersebut akan diselidiki serta mereka yang bertanggung jawab diseret ke pengadilan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.

Saat mengecam pembunuhan itu "dengan sekeras-kerasnya", Simmonds menambahkan, "Semua pernyataan yang mengobarkan ketegangan oleh mereka yang berada pada posisi bisa membuat pengaruh di Sudan Selatan juga harus dihentikan."

"Bukan hanya orang yang melakukan kejahatan ini, tapi mereka juga menghasutnya, akan dimintai pertanggungjawaban," ia memperingatkan.

Kerusuhan yang telah melanda Sudan Selatan sejak Desember tahun lalu telah menewaskan ribuan orang dan memaksa hampir satu juta orang meninggalkan rumah mereka, setelah konflik meletus antara tentara yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan pasukan yang memihak pada mantan wakil presiden Riek Machar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement