Ahad 23 Jul 2017 00:36 WIB

Trump Kritik Kebocoran Dokumen Ilegal Terkait Rusia

Rep: Puti Almas/ Red: Ratna Puspita
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam adanya kebocoran dokumen ilegal yang berkaitan dengan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu di negara itu pada 2016. Dokumen tersebut memberikan laporan mengenai pertemuan Jaksa Agung Jeff Sessions dengan Duta Besar Rusia untuk AS Sergey Kislyak. 

"Laporan intelijen baru dari apa yang dapat disebut sebagai Amazon Washington Post kali ini melawan Jeff Sessions dan tentu harus dihentikan, selayaknya Comey," ujar Trump melalui akun jejaring sosial Twitter, dilansir BBC, Sabtu (22/7). 

Salah satu kutipan di dokumen tersebut menyebutkan Kislyak membahas mengenai isu-isu utama kampanye pemilu terhadap Sessions. Termasuk posisi Trump tentang kebijakan terhadap Rusia. 

Sessions telah membantah bahwa dia memiliki hubungan dengan Rusia sepanjang kampanye Trump. Namun, ia kemudian pernah mengatakan satu kalipun bahwa tidak ada bahasan mengenai pemilu. 

Seorang pejabat AS mengkonfirmasi kepada Reuters mengenai dokumen tersebut. Ia mengatakan isu keterlibatan Rusia dapat menjadi sesuatu yang sebenarnya hanya dibesar-besarkan. 

Trump yang berulang kali membantah adanya campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016 juga mengecam dokumen yang dimuat Washington Post. Ia mengatakan bahwa adanya 'kebocoran' ilegal harus dihentikan. 

Sejak terpilih sebagai presiden, miliarder itu telah menghadapi dugaan bahwa Rusia melakukan campur tangan untuk mendukungnya dalam Pemilu AS. Badan Intelijen AS juga meyakini ini termasuk dalam dugaan peretasan yang dilakukan selama proses pemungutan suara berlangsung. 

Kasus ini semakin mendesak Trump dan tim kampanye saat itu, setelah mantan direktur FBI yang dipecat, James Comey, memberi kesaksian. Ia mengatakan upaya penyelidikan dugaan campur tangan Rusia telah dilemahkan oleh Trump dengan berbagai macam cara. 

Menurut Comey, Trump telah berbohong dan mencemarkan nama baiknya dan FBI. Selama memberi kesaksian, pria berusia 56 tahun itu juga mengatakan kepada Komite Intelijen Senat bahwa Trump mencoba memintanya menghentikan penyelidikan terhadap mantan penasihat keamanan nasional AS Michael Flynn pada Februari lalu. 

Dalam sesi tanya jawab dengan Komite Intelijen Senat, Comey menegaskan Trump adalah presiden yang tidak dapat dipercaya. Ia meyakini dirinya dipecat karena kasus penyelidikan Rusia dan dianggap dapat membahayakan kepentingan pemerintahan Trump. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement