Rabu 22 Nov 2017 10:16 WIB

Staf Stasiun Pelacak NASA di Australia Mogok Kerja

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ani Nursalikah
Lima satelit / bulan Planet Saturnus yang mengorbit diambil oleh wahana angkasa Cassini yang mengorbit di sekitar planet tersebut.
Foto: University of Colorado, LASP/NASA/REUTERS
Lima satelit / bulan Planet Saturnus yang mengorbit diambil oleh wahana angkasa Cassini yang mengorbit di sekitar planet tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Komunikasi dari stasiun pelacak luar angkasa NASA akan dilakukan secara offline pada Rabu (22/11) karena staf melakukan pemogokan atas sengketa gaji.

The Canberra Deep Space Communication Complex adalah satu dari tiga situs NASA secara global yang menyediakan kontak radio konstan dengan lebih dari 30 pesawat ruang angkasa.

Sekitar 60 pekerja akan mogok selama satu jam karena mereka dipaksa bekerja lembur. NASA mengatakan perselisihan tersebut tidak akan mempengaruhi operasi. Selain didanai oleh NASA, stasiun pelacak juga dikelola oleh badan sains pemerintah Australia, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO).

Petugas Australia, termasuk insinyur, teknisi listrik dan staf kantor, mengklaim mereka akan menerima gaji dan kondisi kerja yang rendah berdasarkan perjanjian CSIRO yang baru.

"Ini adalah uang NASA dan mereka menerapkan panduan pemerintah federal Australia untuk kami, tapi itu tidak berlaku untuk kami," kata pejabat serikat pekerja Mick Koppie, seperti yang dilansir dari BBC News, Rabu (22/11).

Pemogokan tersebut akan berlangsung selama satu jam dari pukul 14.20 waktu setempat, untuk meningkatkan profil perselisihan dengan NASA. CSIRO mengatakan pekerja tersebut dilindungi oleh kesepakatan di tempat kerja di Australia.

NASA mengatakan, tidak akan ada dampak pada pengoperasian Jaringan Luar Angkasa karena staf di Kalifornia akan bekerja lembur selama satu jam saat pemogokan dilakukan.

Stasiun NASA di Australia, ada dua stasiun NASA lainnya di Kalifornia, AS, dan dekat Madrid, Spanyol. Stasiun yang berjarak sekitar 120 derajat, memastikan setidaknya satu dapat mengirimkan sinyal saat Bumi berputar.

Stasiun tersebut menerima data dan gambar ilmiah dari misi NASA di tata surya dan sekitarnya, seperti Voyager 1, pesawat ruang angkasa Cassini dan Mars Odyssey. Piring satelit Australia merupakan bagian integral dalam komunikasi untuk misi Apollo, dan merupakan yang pertama menayangkan kembali gambar pendaratan bulan pada 1969.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement