Rabu 13 Dec 2017 08:58 WIB

Bangladesh Lacak Keluarga Pengebom New York

Pejalan kaki melintasi batas polisi yang dipasang di terminal bus New York City  Senin (11/12) waktu setempat.
Foto: Brendan McDermid/Reuters
Pejalan kaki melintasi batas polisi yang dipasang di terminal bus New York City Senin (11/12) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Petugas Bangladesh mencoba melacak keluarga besar dan rekan Akayed Ullah (27 tahun), pria Bangladesh yang disebut pihak berwenang AS memasang bom pipa rakitan di kerumunan pelaju di keramaian Kota New York, Senin (11/12).

"Polisi mencari keluarganya, tapi sejauh ini, mereka tidak dapat melacaknya," kata Abul Khair Nadim, ketua dewan Persatuan Musapur, badan pemerintah daerah di divisi Chittagong, Bangladesh selatan, tempat tinggal keluarga Ullah.

Kepala kepolisian Bangladesh pada Senin malam mengatakan Ullah tidak memiliki catatan kejahatan di negara asalnya, yang terakhir dikunjunginya pada September. Ullah tinggal bersama ibu, saudara perempuan dan dua saudara laki-lakinya di Brooklyn dan memegang kartu hijau, kata Shameem Ahsan, Konsulat Jendral Bangladesh di New York.

Ahmad Ullah, kerabat Ullah yang dilacak Reuters pada Selasa, mengatakan ayah sepupunya pindah ke ibu kota Bangladesh, Dhaka bersama keluarganya bertahun-tahun lalu.

Dia mengatakan ayah Ullah telah meninggal sekitar lima tahun yang lalu dan Ullah telah menjalani pendidikan sekolah umum secara normal di Bangladesh sebelum pindah ke Amerika Serikat.

Ullah, yang memiliki bom buatan sendiri yang diikatkan ke tubuhnya, merencanakan ledakan di koridor pejalan kaki bawah tanah yang berada di antara Times Square dan Terminal Bus Otoritas Pelabuhan pada jam sibuk. Dia melukai dirinya sendiri dan tiga orang lainnya dalam apa yang dikatakan Wali Kota New York Bill de Blasio sebagai percobaan serangan teroris.

Seorang petugas penegak hukum yang lazim dengan penyelidikan tersebut mengatakan penyelidik telah menemukan bukti Ullah menonton propaganda ISIS di Internet. Bangladesh mengecam keras serangan tersebut dalam pernyataan, yang mengatakan, "Teroris adalah teroris, terlepas dari bangsa atau agamanya, dan harus diadili."

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement