REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Perdana Menteri Ethiopia Hailemariam Desalegn pada Kamis (15/2) mengaku telah mengajukan surat pengunduran dirinya. Surat tersebut menegaskan posisinya sebagai perdana menteri dan ketua koalisi yang berkuasa dalam upaya memfasilitasi reformasi setelah kerusuhan.
Ratusan orang tewas dalam kekerasan yang awalnya dipicu oleh rencana pembangunan kota untuk ibukota Addis Ababa. Kerusuhan tersebut menyebar pada 2015 dan 2016 karena demonstrasi menentang pembatasan politik dan terjadi pelanggaran hak asasi manusia.
"Kerusuhan dan krisis politik telah menyebabkan hilangnya nyawa dan banyak orang harus mengungsi," kata Hailemariam dalam pidato di televisi negara tersebut.
Ia mengatakan pengunduran dirinya sangat penting dalam upaya untuk melakukan reformasi yang akan menghasilkan perdamaian dan demokrasi yang berkelanjutan.
Hailemariam menambahkan dia akan tetap sebagai perdana menteri dalam kapasitas sementara sampai Partai Demokratik Revolusioner Demokratik Rakyat (EPRDF) dan parlemen negara tersebut menerima pengunduran dirinya dan menunjuk seorang perdana menteri baru, dilansir laman Reuters.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
