REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sirene darurat polisi Israel menyala setelah sejumlah jet tempur F-15 negara itu terbang dari pantai Tel Aviv. Jet-jet tersebut kemudian menjatuhkan suar antirudal dan melakukan gerakan aerobatik.
Kegaduhan ini terjadi saat pasukan Israel tengah melakukan latihan penerbangan menyambut perayaan hari Angkatan Udara Israel pada 19 April mendatang. Namu,n tanpa ada pengumuman sebelumnya, warga sipil Israel merasa waswas karena takut Israel terlibat dalam perang lebih lanjut di Suriah.
"Banyak panggilan yang diterima dari warga yang khawatir mengenai kebisingan skuadron pesawat di daerah Tel Aviv. Kami menjelaskan, mereka sedang berlatih untuk pertunjukan udara. Bukan dalam keadaan darurat," ujar polisi Israel dalam sebuah pernyataan.
Pada Rabu (11/4), Presiden AS Donald Trump memperingatkan Rusia mengenai kemungkinan adanya tindakan militer dari AS di Suriah. Ancaman ini disampaikan setelah terjadi serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur.
Israel telah mengadakan konsultasi keamanan tingkat tinggi setelah ketegangan di Suriah makin meningkat. Tel Aviv mungkin akan menjadi target pembalasan pasukan Suriah atau Iran.
Meskipun ada ketegangan lebih lanjut, komandan pasukan bersenjata Israel, Letnan Jenderal Gadi Eizenkot, justru memutuskan terbang ke Polandia pada Kamis (12/4) pagi untuk ambil bagian dalam acara Hari Peringatan Holocaust. Eizenkot mengunggah videonya sedang menaiki pesawat, tetapi tidak memberi tahu kapan ia akan kembali ke Israel.
Dalam memperingati Holocaust, sirene di Israel akan menyala selama dua menit pada pagi hari. Semua penduduk akan berdiri untuk menghormati 6 juta orang Yahudi yang tewas dalam tragedi tersebut.
Meski demikian, sirene Holocaust juga ternyata membuat warga Israel waswas. Otoritas pertahanan sipil Israel mengeluarkan pemberitahuan dalam keadaan darurat, sirene akan berbunyi dengan nada naik dan turun, sementara saat ini sirene dibunyikan secara konstan.