Senin 17 Sep 2012 07:44 WIB

Iran Siap Bantu Suriah Jika Diserang Israel

  Seorang Tentara Pembebasan Suriah berjalan melalui sebuah jalan di distrik Amariya di Aleppo, Suriah, Senin (10/9).    (Manu Brabo/AP)
Seorang Tentara Pembebasan Suriah berjalan melalui sebuah jalan di distrik Amariya di Aleppo, Suriah, Senin (10/9). (Manu Brabo/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Para anggota Korp Pengawal Revolusi Islam Iran mengaku memberikan bantuan non-militer kepada Suriah. Pernyataan itu dilontarkan komandan korps pada konferensi pers di Teheran, Ahad (17/9).

Menurut Jenderal Mohammad Ali Jafari, para anggota korps menyediakan hanya 'bantuan intelektual dan penasehat' di Suriah, di mana konflik bersenjata telah meningkat menjadi perang saudara. Perang itu dilaporkan menewaskan 20 ribu jiwa.

Jafari mengatakan jika Suriah diserang, Iran, yang mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, akan menawarkan bantuan militer kepada Pemerintah Suriah. "Ini benar-benar akan tergantung pada keadaan," kata jenderal Iran itu menambahkan.

Panglima Pengawal Revolusi Iran mengatakan para anggota satuan operasi khususnya, Pasukan Qud, kini berada di Suriah dan Lebanon. Namun kehadiran mereka hanya memberikan 'nasehat'. "Sejumlah anggota Pasukan Qud berada di Suriah dan Lebanon. Kami memberikan (kepada negara-negara ini) bantuan nasehat dan saran, dan mengalihkan pengalaman kepada mereka," kata komandan Pengawal Revolusi, Brigjen Mohammad Ali Jafari dalam jumpa dengan wartawan yang jarang dilakukannya.

"Tetapi itu tidak berati bahwa kami menempatkan militer di sana," katanya.

Ini adalah untuk pertama kali Pengawal Revolusi itu mengakui secara terbuka kehadiran para anggota pasukan Qud di Suriah. Beberapa negara Barat dan Arab menuduh Iran memberikan bantuan militer kepada pemerintah sekutu utamanya di kawasan itu, Presiden Bashar al-Assad, membantu dia dalam konflik berdarah di Suriah.

"Iran membantu mempertahankan Suriah, satu anggota dari kelompok perlawanan (anti-Israel)," kata Jafari.

"Iran membantu mereka dengan pengalaman sementara negara-negara tanpa malu mendukung kelompok-kelompok teroris," tambahnya menggunakan istilah resmi Iran bagi oposisi Suriah.

Di satu sisi Iran menuduh Turki, Arab Saudi dan Qatar mempersenjatai oposisi Suriah, bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Israel untuk menggulingan Presiden Bashar. Pasukan Qud adalah satuan khusus yang bertanggung jawab atas seluruh operasi wilayah luar, resmi atau secara gelap, dari Pengawal Revolusi.

sumber : RIA Novosti-0ANA/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement