Senin 10 Apr 2017 08:12 WIB

Mesir Nyatakan Keadaan Darurat

Rep: Puti Almas/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi.
Foto: Reuters
Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengumumkan negara itu berada dalam status keadaan darurat. Status itu berlaku selama tiga bulan ke depan, menyusul adanya serangan mematikan di dua gereja koptik, Ahad (9/4).

Sebanyak 44 orang tewas dalam serangan bom di dua gereja koptik yang tepatnya berlokasi di Tanta dan Alexandria. Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) disebut berada di balik peristiwa tersebut. 

Kelompok militan itu menyatakan ada dua anggotanya yang melakukan bom bunuh diri. Gereja pertama yang diserang adalah St George di utara Tanta dan membuat sebanyak 27 orang tewas.

Selang bebera jam setelah serangan di Gereja St George, bom juga meledak di Gereja St Mark, Alexandria. Sebanyak 17 orang tewas, termasuk beberapa petugas polisi.

Dengan diberlakukannya status keadaan darurat, pihak berwenang Mesir dapat melakukan penangkapan tanpa surat perintah resmi. Termasuk juga mencari tempat persembunyian pelaku kejahatan yang berada di lingkungan warga sipil.

"Mesir telah berperang melawan kelompok militan sejak lama dan saat ini kami harus memberlakukan status keadaan darurat sebagai bagian dari langkah hukum dan konstitusi untuk melindungi negara," ujar Sisi usai pertemuan dengan dewan pertahanan nasional Mesir, dilansir BBC, Senin (10/4). 

Ia juga telah mengerahkan pasukan militer di seluruh wilayah Mesir. Menurut dia, tindakan ini merupakan langkah untuk melindungi sejumlah infrastruktur inti dan sangat penting bagi salah satu negara di Afrika tersebut. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement