Jumat 21 Jul 2017 01:16 WIB

ISIS Lakukan Perang Gerilya di Mosul

Rep: Puti Almas/ Red: Budi Raharjo
Suasana Kota Mosul, Irak yang dilanda peperangan, Senin, 29 Mei 2017.
Foto: REUTERS/Alkis Konstantinidis
Suasana Kota Mosul, Irak yang dilanda peperangan, Senin, 29 Mei 2017.

REPUBLIKA.CO.ID,MOSUL -- Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melakukan perlawanan secara gerilya di Mosul, Irak. Jauh sebelum kelompok militan itu kehilangan kendali atas kota tersebut, mereka sudah memiliki persiapan.

Sejumlah intelijen dan pejabat lokal Irak mengatakan bahwa banyak anggota ISIS yang melarikan diri ke Hamrin, wilayah di pinggir Mosul. Di sana dinilai menjadi tempat yang strategis sebagai tempat persembunyian kelompok teroris tersebut, karena dengan mudah menjadi akses ke empat provinsi utama Irak.

Beberapa diantaranya anggota ISIS berhasil untuk ditahan. Namun, mereka yang lolos diyakini mulai mendirikan basis baru sebagai tempat operasi pengganti Mosul.

Sejak Oktober 2016 lalu, serangan ofensif untuk memukul mundur ISIS dariMosul dilakukan oleh pasukan Pemerintah Irak bersama dengan Peshmerga Kurdi, dan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS). Kelompok militan itu saat ini sudah kehilangan sebagian besar wilayah kekuasaan mereka di kota tersebut.

"Mereka (ISIS) akan terus mencoba masuk dan membangun basis kembali di Mosul hingga seluruh wilayah Irak, termasuk Ibu Kota negara," ujar Lahur Talabany, seorang pejabat kontra terorisme dari pasukan Kurdi, Kamis (20/7) dikutip reuters.

Sebelumnya, perang gerilya yang dilakukan ISIS telah diungkapkan oleh utusan Amerika Serikat (AS) untuk koalisi internasional melawan ISIS, Brett McGurk. Ia mengatakan kemajuan yang cepat dalam memukul mundur ISIS di Irak dan Suriah bukanlah akhir dari segalanya. Ia menilai bahwa kekalahan kelompok itu sepenuhnya dapat dicapai melalui usaha jangka panjang.

ISIS telah diprediksi hendak melakukan perlawanan secara gerilya. Hal ini dinilai jauh lebih berbahaya karena strategi yang lebih jitu untuk menghadapi serangan secara tiba-tiba dari lawan yang bersembunyi jauh lebih sulit.

Penembak jitu, ranjau, dan jebakan selama ini membuat kelambatan dalam kemajuan pasukan anti-ISIS. Banyak anggota kelompok itu yang memiliki persembunyian di terowongan bawah tanah, hingga banyak area lainnya yang tak terduga.

Salah satu referensi pasukan anti-ISIS saat ini adalah informasi yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 450 hingga 800 anggota kelompok itu yang berhadapan langsung dalam pertempuran di Mosul. Sisa dari sekitar 2500 hingga 4000 anggota lainnya menjalankan strategi gerilya.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement