Kamis 10 Aug 2017 11:52 WIB

Pelayaran dan Logistik Qatar Pindah dari Dubai ke Oman

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Kota Doha, Qatar.
Foto: EPA
Kota Doha, Qatar.

REPUBLIKA.CO.ID,DOHA -- Perusahaan pelayaran dan logistik utama Qatar memindahkan pusat pengiriman trans-regionalnya dari Dubai ke pelabuhan Sohar Oman. Dengan blokade yang dipimpin Saudi memasuki bulan ketiga, Milaha Maritime and Logistics, yang memberikan layanan menyeluruh kepada beberapa pemain terbesar di kawasan ini di sektor minyak, gas, dan petrokimia, mengumumkan langkah yang dapat menimbulkan kekhawatiran.

Kepala Qatar Petroleum Saad Al-Kaabi mengatakan sebagai pengekspor gas alam cair (LNG) terbesar di dunia yang memproduksi hingga 77 juta ton setiap tahunnya, ia harus bergerak cepat untuk mengurangi dampak blokade dan mengamankan rute alternatif. Menurutnya, blokade ini telah membuat Qatar jauh lebih kuat, Doha dalam hal apapun tidak mungkin kembali menggunakan pelabuhan di negara-negara pemblokir yang sebelumnya melayani ekspor globalnya.

Pada Senin, kementerian transportasi Qatar mengatakan tiga jalur pelayaran langsung baru dibuka dengan Malaysia, Pakistan, dan Taiwan. Negara-negara ini, bersama dengan Oman dan Kuwait, diharapkan dapat memperoleh keuntungan finansial dari melakukan perdagangan dengan negara-negara yang terkena dampak boikot.

Akibat hubungan yang memburuk, negara-negara yang melakukan blokade menolak akses Qatar ke pelabuhan mereka. Biasanya, muatan untuk Qatar berhenti di pelabuhan besar UEA di Jebel Ali, Dubai, atau di Abu Dhabi, kemudian naik kapal kecil menuju Doha. Setelah blokade, zona perdagangan bebas internasional seperti Jebel Ali berada di luar batas perusahaan Qatar. Ratusan kontainer untuk Qatar ditangkap oleh pihak berwenang dalam pelanggaran yang jelas terhadap ketentuan dan undang-undang Organisasi Perdagangan Internasional yang melindungi arus barang bebas.

Dilansir dari Middle East Monitor (9/8), Oman dengan cepat mengumumkan kesiapannya untuk menjadi pusat impor-ekspor kawasan ini. Anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) adalah salah satu negara yang mendapat keuntungan dari blokade yang dipimpin Saudi setelah memutuskan untuk tetap netral dan mengizinkan kapal-kapal Qatar untuk menggunakan pelabuhannya. Negara ini juga meluncurkan salah satu proyek terbesarnya yakni Bayan yang merupakan sistem elektronik terbesar di Kesultanan yang memungkinkan pedagang internasional mendapatkan izin dan lisensi pemerintah dengan cepat dan efisien.

Saat ini semakin banyak perusahaan beralih ke Oman, dan hal ini akan berdampak buruk pada Dubai. Analis telah memperingatkan embargo ekonomi di Qatar dapat melukai status Dubai sebagai pusat keuangan. Analis industri percaya bahwa baik Kuwait maupun Oman akan menuai keuntungan dari transaksi perdagangan yang biasa terjadi di negara-negara seperti UAE.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement