Senin 30 Oct 2017 18:00 WIB

Syekh Tamim: Saudi Ingin Menggulingkan Pemerintahan Qatar

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani (kiri).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, QATAR -- Emir Qatar mengatakan sekelompok negara Arab yang memblokade negaranya selama hampir lima bulan mengingingkan adanya perubahan pemerintahan di Doha.

Berbicara kepada program televisi AS, 60 Minutes, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengatakan, sangat jelas bahwa kuartet yang dipimpin Saudi mencoba untuk memaksakan perubahan kepemimpinan di Qatar.

"Sejarah juga mengatakan kepada kita, mengajari kita, mereka mencoba untuk melakukan itu sebelumnya, pada tahun 1996 setelah ayah saya menjadi Emir," katanya dilansir dari laman Aljazirah, Senin (30/10).

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain memutuskan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni dan memberlakukan embargo darat, laut dan udara, menuduh Qatar mendukung terorisme. Pemerintah di Doha membantah tuduhan tersebut.

"Mereka tidak menyukai independensi kami, cara kami berpikir, visi kami untuk kawasan ini," kata Sheikh Tamim. "Kami ingin kebebasan berbicara untuk orang-orang di wilayah ini dan mereka tidak senang dengan itu, dan oleh karena itu mereka berpikir bahwa ini adalah ancaman bagi mereka."

Sheikh Tamim menjadi emir pada 2013 pada usia 33 tahun, setelah ayahnya, Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani, mengalihkan kekuasaan kepadanya.

Sheikh Hamad telah mengambil alih kekuasaan pada 1995, sementara ayahnya sedang dalam perjalanan ke luar negeri. Dia selamat dari usaha kudeta tahun 1996 dan pada tahun-tahun berikutnya Qatar mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dibantu oleh cadangan gas alamnya yang sangat besar.

Baca juga,  Empat Negara Ini Putuskan Hubungan dengan Qatar, Mengapa?

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement