Jumat 02 Mar 2018 23:14 WIB

Turki Sumbang Jutaan Dolar AS Perangi Terorisme

Turki membantu pasukan Sahel yang terdiri dari lima negara.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nur Aini
Bendera Turki di jembatan Martir, Turki
Foto: AP
Bendera Turki di jembatan Martir, Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki siap menyumbang lima juta dolar AS untuk membantu memerangi terorisme dan perdagangan manusia di Sahel yang bergolak. Pernyataan tersebut diumumkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam kunjungannya ke Mauritania.

"Turki adalah salah satu negara yang paling memahami bahaya yang Anda hadapi di Sahel. Oleh karena itu kami memutuskan untuk memberikan lima juta dolar AS untuk membantu pasukan G-5 Sahel," kata Erdogan di ibu kota Mauritania, Nouakchott, dikutip Middle East Monitor, Jumat (2/3).

Dana tersebut akan digunakan untuk melengkapi kekuatan G-5 yang terdiri dari Burkina Faso, Chad, Mali, Mauritania, dan Niger, yang akan berusaha memulihkan keamanan di wilayah Sahel yang diduduki oleh militan.

Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka akan mendanai G-5 dengan 61 juta dolarAS yang didapatkan dari penggalangan dana baru-baru ini di Brussels. Setelah janji Erdogan, maka kekuatan anti-teror itu akan memiliki dana total hampi 515 juta dolar AS yang telah dijanjikan oleh negara-negara seperti Arab Saudi, UniEmirat Arab dan Amerika Serikat (AS).

"Negara-negara Sahel menghadapi bahaya terorisme, ekstremisme, perdagangan gelap, dan perdagangan narkoba," kata Presiden MauritaniaMohammad Ould Abdel Aziz dalam acara pers. "Dalam hal ini, kami senang dengan dukungan Presiden Erdogan untuk G-5 Sahel dalam upaya yang dia lakukan untuk menghadapi bahaya ini."

Pasukan G5 diperkirakan akan mulai beroperasi pada pertengahan 2018. Pasukan tersebut akan bekerja dengan kehadiran kuat 4.000 tentara Prancis di wilayah tersebut serta pasukan operasi pemelihara perdamaian PBB yang berbasis di Mali sebanyak 12 ribu tentara.

Para pejuang Daesh (istilah ISIS di Arab) yang diusir dari Libya dan Suriah semakin memprihatinkan kawasan ini, sehingga para pemimpin Sahel agar masuknya militan itu segera diusir. Saat ini baru tersedia 61 juta dolar AS dari dana yang dijanjikan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement