Selasa 08 Jun 2010 00:23 WIB

Iran Siap Kirim Kapal ke Gaza

Rep: Wulan Tunjung Palupi/ Red: Siwi Tri Puji B
Ayatollah Ali Khamenei
Foto: AP
Ayatollah Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Usai kapal Mavi Marmara dan Rachel Corrie yang ditangkap Israel, kini giliran Iran yang mencoba merobek blokade Gaza untuk menyalurkan bantuan. Wakil Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan Garda Revolusi Iran siap memberikan pengawalan militer untuk kapal kargo yang mencoba mendobrak blokade Israel di Gaza.

"Angkatan laut Garda Revolusi sepenuhnya siap untuk mengawal konvoi perdamaian dan kebebasan untuk Gaza dengan semua kekuatan dan kemampuan," kata Ali Shirazi, wakil Khamenei di dalam Pengawal Revolusi, seperti dikutip oleh kantor berita Mehr. Sementara Israel menganggap setiap intervensi oleh militer Iran akan dianggap sangat provokatif oleh Israel. Negara Yahudi ini juga menuduh Iran memasok senjata kepada Kelompok Hamas yang menguasai Gaza.

Iran tidak mengakui negara keberadan negara Israel dan Presiden Mahmoud Ahmadinejad seringkali mengungkapkan prediksinya bahwa negara itu dekat dengan kehancuran.

Kantor berita Iran IRNA pada Ahad (6/6) menyatakan Iran akan berusaha mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza dengan kapal berbendera Iran. Laporan IRNA menyebutjan Iran telah mengubah rencana sebelumnya untuk mengirim bantuan dalam kapal berbendera negara lain. "Bantuan kemanusiaan Iran akan meliputi bahan makanan, obat-obatan dan peralatan medis" kata Kepala Bulan Sabit Merah Iran, Abdolraouf Abidzadeh. Namun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai misi yang akan dilakukannya ini.

Sementara Shirazi mengatakan Iran harus mendorong dunia internasional agar lebih solid dalam upaya untuk meniadakan blokade atas Gaza. "Kita harus menunjukkan pada musuh-musuh kami aksi global spontan dan tidak membiarkan mereka mencapai tujuan-tujuan keji mereka," katanya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan terus menghentikan kapal manapun yang berupaya menembus blokade Gaza.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement