Selasa 03 Aug 2010 04:51 WIB

Tersinggung Pernyataan PM Cameron, Pakistan Panggil Dubes Inggris

REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD--Pemerintah Pakistan memanggil duta besar Inggris untuk Islamabad, mengancam peningkatan konflik diplomatik menyangkut pernyataan yang diucapkan perdana menteri Inggris mengenai ekspor teror. Hubungan antara London dan Islamabad memanas pekan lalu ketika David Cameron mengatakan Pakistan tidak dapat diizinkan "melakukan dua jalan" ekspor teror sementara secara terbuka berusaha bagi stabilitas di kawasan itu.

Pernyataan itu yang diucapkan di India seteru Pakistan membuat berang pihak Pakistan, di mana tekanan domestik meningkat terhadap Presiden Asif Ali Zardari untuk membatalkan perundigan dengan Cameron di negaranya pekan ini. Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi memanggil utusan penting Inggris Adam Thomson untuk berunding, kata para pejabat. "Duta besar Inggris itu dipanggil ke kementerisn luar negeri hari ini. Ia sedang berunding dengan menteri luar negeri," kata seorang pejabat kementerian luar negeri kepada AFP dan mengatakan rincian mengenai pertemuan akan dikeluarkan kemudian dalam sebuah pernyataan.

Kedutaan besar Inggris mengkonfirmasikan pertemuan itu. "Ada satu pertemuan atas permintaan menteri luar negeri untuk membicarakan tentang pernyataan-pernyataan perdana menteri itu," kata seorang juru bicara.

Di Bangalore, Rabu Cameron mengatakan,"Kami tidak dapat mentoleransi gagasan bahwa negara ini (Pakistan) diizinkan untuk melakukan ekspor teror." Ia mengemukakan itu setelah bocornya lebih dari 90.000 dokumen rahasia AS yang merincikan hubungan antara dinas intelijen Pakistan dan gerilyawan Taliban di Afghanistan yang lama menjadi sumber kekhawatiran Barat.

Taliban dan para pembom yang punya hubungan dengan Alqaidah menewaskan lebih dari 3.500 orang dalam dalam aksi serangan tiga tahun di seluruh Pakistan, yang mengatakan pihaknya adalah korban terorisme seperti yang terjadi di negara-negara lain. Militer Pakistan juga memimpin satu operasi besar-besaran  terhadap pangkalan Taliban di Waziristan Selatan dan lembah Swat tahun lalu, yang mendapat dukungan dari Barat.

Tetapi surat kabar The New York Times memberitakan sekitar 92.000 dokuemn rahasia disiarkan di laman internet WikiLeaks menunjukkan para agen Pakistan dan Taliban bertemu " dalam satu sidang stategi rahasia untuk mengorganisasi jaringan-jaringan dari kelompok-kelompok gerilyawan yang memerangi tentara Amerika Serikat di Afghanistan dan bahkan bersekongkol untuk membunuh para pemimpin Afghanistan.

Ketika ditanya oleh radio BBC Inggris apakah pertikaian itu akan mereda ketika Zardari mengunjungi Inggris, Menteri Informsi Pakistan Qamar Zaman Kaira mengatakan diharapkan sekali ia akan berunding dengan Cameron secara langsung mengenai masalah itu. Pakistan sebagai sebuah negara merasa "tersinggung" sehubungan dengan pernyataan-pernyataan Cameron itu, katanya.

Surat-surat kabar di Pakistan mengecam Cameron, tetapi komentar itu kalah bergema dengan tragedi kecelakaan pesawat terburuk Pakistan yang menewaskan 152 orang , Rabu dan banjir yang menewaskan 1.200 orang. Surat kabar berbahasa Inggris The Nation menyerukan Zardari membatalkan kunjungannya ke Inggris dan mengatakan "kata-kata saja tidak akan cukup karena Inggris telah bergerak terlalu jauh dan paling tidak beberapa tindakan simbolis perlu dilakukan.

Zardari menurut rencana akan melakukan pertemuan dengan Cameron di Chequers, tempat peristrahatan perdana menteri itu, Jumat dalam kunjungan tiga harinya ke Inggrs. Badan Intelijen Pakistan ISI membatalkan kunjungan ke Inggris  untuk membicarakan kerja sama kontra terorisme dengan dinas keamanan Inggris.

David Miliband , mantan menteri luar negeri Inggris juga mengecam Cameron yang dimuat dalam surat kabar The Independet, Ahad:"Akan lebih baik perdana menteri itu membicarakan tentang cara-cara bagaimana kita dapat mendukung Pakistan."

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement