Sabtu 12 Feb 2011 14:31 WIB

Wuih...Para Pemimpin Dunia Ramai-Ramai Puji Mubarak

Mubarak pidato
Mubarak pidato

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Sekjen PBB Ban Ki-moon memuji Mubarak karena mematuhi keinginan rakyat dan mengambil satu "keputusan sulit, demi kepentingan lebih luas rakyat Mesir".

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menghormati keputusan yang "berani dan perlu" Mubarak untuk mengundurkan diri, dan menambahkan, "Prancis menyerukan kepada seluruh rakyat Mesir untuk melanjutkan perjuangan mereka menuju kebebasan."

Kanselir Jerman Angela Merkel mengayatakan pengunduran diri Mubarak merupakan satu "perubahan bersejarah" dan ia mengharapkan pemerintah Mesir mendatang akan "tetap mempertahankan keamanan di Timur Tengah, perjanjian-perjanjian yang ditandatangani dengan Israel dihormati dan keamanan Israel dijamin".

Perdana menteri Inggris David Cameron mengatakan bahwa dengan mundurnya Mubarak, Mesir memiliki satu kesempatan "yang benar-benar matang untuk memiliki satu pemerintah yang dapat membawa persatuan negara itu".

"Mereka yang kini memerintah Mesir memiliki satu tugas untuk melaksanakan keinginan-keinginan rakyat Mesir," kata Cameron.

Rusia dan Italia memberikan reaksi-reaksi yang lebih hati-hati. Menlu Rusia Sergei Lavrov mengharapkan pergantian kekuasaan itu akan membantu pemulihan stabilitas.

Italia, yang sebelumnya berbeda pendapat dengan para pemimpin lain Barat, mendukung Mubarak melanjutkan masa jabatannya, tetapi Menlu Franco Frattini dalam sebuah pernyataan mengatakan pengunduran diri Mubarak itu merupakan "perkembangan penting bagi rakyat Mesir dan aspirasi-aspirasi demokratis sahnya".

Di Brussels, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton menyatakan orang kuat Mesir yang berusia 82 tahun itu telah "mendengar suara-suara rakyat mesir" yang melancarkan protes-protes besar lebih dari dua minggu menuntut dia mengundurkan diri.

Spanyol juga menyerukan dipercepat reformasi di Mesir.

Perdana Menteri Kanada Stephen Harper menekankan tentang perlunya diselenggarakan pemilu yang bebas dan jujur dan menghormati hak-hak asasi manusia termasuk minoritas-minoritas.

Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma memuji Mubarak kerena "memiliki pemikiran sebagai seorang pemimpin menempatkan kepentingan Mesir diatas kepentingannya sendiri".

Di Tunisia, yang "Revolusi Melati"-nya memicu pemberontakan di Mesir, penduduk menari di jalan-jalan dan membunyian klakson mobil. Pemerintah peralihan Tunisia mengatakan pihaknya yakin akan kemampuan Mesir untuk "mengatasi periode sulit ini dalam sejarahnya dengan ketenangan."

Reaksi-reaksi juga datang dari seluruh negara dunia Islam. Iran menyebut para pemrotes Mesir telah mencapai satu "kemenangan besar."

"Penaklukan terhadap pejabat yang terus tergantung pada negara-negara besar dunia adalah satu kemenenangan besar," kata juru bicara kementerian luar negeri Ramin Mehmanparast kepada televisi Al Alam Iran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement