Ahad 06 Mar 2011 08:25 WIB

Warga Mesir Serbu Gedung-Gedung Keamanan Negara

Para pegawai pemerintahan di Mesir ikut turun ke Jalan dalam aksi massal. Mereka meneriakkan tuntutan perbaikan upah dan lingkungan kerja
Foto: AL ARABIYA
Para pegawai pemerintahan di Mesir ikut turun ke Jalan dalam aksi massal. Mereka meneriakkan tuntutan perbaikan upah dan lingkungan kerja

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO - Para pengunjuk rasa mengepung gedung-gedung keamanan negara pada Sabtu (5/3) untuk mencoba mengambil arsip mengenai kependudukan yang disimpan oleh aparat rezim yang dituding melanggar hak-hak asasi manusia. Demikian kata para saksi mata.

Insiden-insiden itu terjadi ketika mantan Menteri Dalam Negeri Habib al-Adly, yang mengendalikan kepolisian negara, diadili di kairo atas tuduhan korupsi. Ini merupakan kasus pertama yang melibatkan seorang anggota pemerintahan Presiden Hosni Mubarak yang digulingkan.

Ratusan pengunjuk rasa berusaha menyerbu gedung keamanan negara di kawasan Shiekh Zayed, pinggiran Kairo, tempat para petugas di dalam gedung itu melepaskan tembakan untuk membubarkan massa.

"Kami bisa melihat personel polisi di dalam gedung itu membakar arsip-arsip," kata seorang saksi mata.

"Jendela-jendala terbuka dan tumpukan arsip berterbangan."

Pasukan angkatan darat, yang telah menjaga keamanan sejak polisi tak lagi tampak di jalan-jalan ketika unjuk rasa antipemerintah berlangsung bulan lalu, mencegah para demonstran memasuki gedung itu.

Di kota Mersa Matrouh di bagian baratlaut Mesir, para pengunjuk rasa menyerbu kantor-kantor pusat keamanan negara dan menyita dokumen-dokumen sebelum membakar gedung-gedung itu. Warga masyarakat di kota tepi pantai itu duduk di kafe-kafe memeriksa dokumen-dokumen yang mereka peroleh sebagai bukti atas pelanggaran hak-hak asasi manusia. ''Asap mengepul dari gedung-gedung terdekat,'' kata seorang saksi mata.

Pada Jumat (4/3), ratusan orang berkumpul di luar gedung keamanan negara Iskandariah yang merupakan kota kedua terbesar di Mesir. Demonstran melemparkan bom molotov dan membakar mobil-mobil polisi.

Sejumlah warga berusaha menerobos ke dalam gedung itu. Sementara, petugas keamanan di dalam melepaskan tembakan sebelum tentara campur tangan.

Para pengunjuk rasa, yang berhasil menggulingkan Mubarak, menyerukan penutupan badan Investigasi Keamanan Negara (SSI) yang memiliki sedikitnya 100.000 karyawan dan jaringan informan yang besar. Demikian ujar seorang perwira keamanan kepada AFP.

Essam Sharaf, yang baru diangkat sebagai Perdana Menteri, berjanji akan mereformasi aparat keamanan ketika ia berpidato di hadapan ribuan orang di Bunderan Tahrir, Kairo, yang menjadi pusat aksi unjuk rasa menggulingkan Mubarak. "Saya berdoa Mesir menjadi negara bebas dan aparat keamanannya akan melayani warga negaranya," kata Sharaf. Saat itu ribuan orang meneriakkan kata-kata,"rakyat menginginkan diakhirinya keadaan darurat."

sumber : Antara/AFP

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement