Jumat 11 Mar 2011 08:44 WIB

Sekitar 10.000 Pekerja Vietnam Tinggalkan Libya

Pekerja asing di Libya mengantri makanan di kamp pengungsian di perbatasan dengan Tunisia, Selasa (8/3).
Foto: AP
Pekerja asing di Libya mengantri makanan di kamp pengungsian di perbatasan dengan Tunisia, Selasa (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID,HANOI - Sebanyak 10.000 pekerja Vietnam telah meloloskan diri dari kerusuhan politik di Libya. Media resmi melaporkan pada Kamis (10/3).

''Sepuluh penerbangan khusus terakhir dengan bendera perusahaan pengangkutan Vietnam Airlines telah mendarat di Hanoi, Rabu (9/3), dengan lebih dari 200 pekerja,'' kata Vietnam News.

Menteri Perburuhan, Nguyen Thi Kim Ngan, mengatakan bahwa 8.728 pekerja telah pulang. Sementara, lebih dari 1.000 masih dalam perjalanan melalui laut. Sebanyak 350 pekerja lainnya melakukan perjalanan dengan cara lainnya.

Pekerja-pekerja pertama yang mencapai Vietnam akhir bulan lalu mengatakan pada media setempat bahwa mereka mendengar tembakan dan mengkhawatirkan mungkin mereka tak bisa melarikan diri. Seorang pejabat kedutaan besar Vietnam di Libya menuturkan para pekerja itu kekurangan makanan dan air. Kedubes menjanjikan segala cara untuk mengeluarkan mereka dari Libya.

Puluhan ribu warga Asia lainnya juga bekerja di Libya. Pemimpin Muammar Qaddafi telah menggunakan serangan udara dan daya tembak lainnya dalam upaya untuk menghancurkan demonstrasi antipemerintah yang meletus pada pertengahan Februari lalu.

Jumlah orang yang telah melarikan diri dari kekerasan di Libya sejak bulan lalu telah melewati 215.000 orang. Demikian menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Tapi, sebagian besar telah dievakuasi atau meninggalkan daerah perbatasan.

sumber : ANTARA/AFP

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement