Ahad 20 Mar 2011 07:19 WIB

Jumlah Korban Tewas Meningkat dalam Kekerasan Yaman

Aksi unjuk rasa besar-besaran di Sanaa, Yaman
Foto: Reuters
Aksi unjuk rasa besar-besaran di Sanaa, Yaman

REPUBLIKA.CO.ID,SANAA - Sejumlah warga Yaman meluapkan kemarahan. Sementara petugas medis menyebutkan jumlah korban tewas akibat serangan penembak jitu menjadi 52 orang. Ribuan lainnya berunjuk rasa pada Sabtu (19/3), walaupun keadaan darurat diberlakukan oleh pemerintah otoriter.

"Kami tidak akan bubar hingga turunnya sang tukang jagal," teriak para demonstran di ibu kota Sanaa yang mengacu kepada Presiden Ali Abdullah Saleh. "Kami tidak akan meninggalkan tempat ini hingga kepergian Saleh dan sejumlah anaknya."

Pembantaian di Sanaa pada Jumat siang merupakan hari paling berdarah dalam kerusuhan selama beberapa pekan yang mengguncang pemerintahan Saleh yang juga sebagai sekutu utama AS atas perang terhadap Al Qaida di Semenanjung Arab. Sejumlah saksi mata mengatakan "preman" pendukung Saleh menembakkan peluru tajam dari atap di sekitar lapangan Universitas Sanaa yang selama beberapa pekan menjadi pusat unjuk rasa yang meminta berakhirnya 32 tahun kekuasaan Saleh.

''Sejumlah korban mendapat tembakan di bagian kepala dan lebih dari 120 orang cedera, kata petugas medis saat kejadian yang mencengangkan dunia dan memicu celaan diplomatis negara Barat serta para pemantau Hak Asasi Manusia.

Menurut petugas medis, jumlah korban tewas meningkat dalam semalam karena enam orang yang terluka parah meninggal dunia akibat terluka. Pengawas media, Dewan Perlindungan Jurnalis, salah satu dari korban tewas merupakan pewarta foto bernama Jamal Al Sharaabi yang bekerja bagi buletin mingguan Yaman, Al Masdar. ''Yaman telah meminta dua pewarta televisi Al Jazeera untuk meninggalkan negara itu dengan mengatakan bahwa mereka bekerja secara ilegal dan bertindak tidak profesional,'' kata kantor berita Saba.

Bentrokan di kota selatan, Aden, juga menyebabkan tujuh orang cedera ketika pasukan keamanan menembakkan gas air mata dan peluru tajam untuk membubarkan pengunjuk rasa antipemerintah di kawasan Mualla. Demikian kata sejumlah saksi dan petugas medis.

Sebanyak empat pengunjuk rasa yang meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah terkena peluru tajam dan tiga lainnya terkena penyakit pernapasan. Setelah polisi membubarkan kumpulan pengunjuk rasa di jalan utama di Mualla, mereka menyerang kantor polisi yang ada di sana sehingga menyebabkan tentara Yaman menembakkan peluru tajam yang melukai tiga orang.

sumber : Antara/AFP

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement