Ahad 20 Mar 2011 08:40 WIB

Hadapi Pasukan Asing, Qaddafi Akan Persenjatai Sipil

Pemimpin Libya Muammar Gaddafi
Pemimpin Libya Muammar Gaddafi

REPUBLIKA.CO.ID,TUNIS - Pemimpin Libya, Muammar Qaddafi, mengatakan dirinya akan mempersenjatai penduduk sipil untuk mempertahankan Libya dari apa yang dia sebut agresi "kolonial salib" oleh pasukan Barat. Pasukan asing telah mulai melancarkan serangan udara terhadap Qaddafi.

"Sekarang diperlukan untuk membuka gudang dan semua senjata dari berbagai jenis senjata untuk mempertahankan kemerdekaan, kesatuan dan kehormatan Libya," kata Qaddafi pada jam-jam pidato siaran televisi pemerintah setelah serangan dimulai. "Kami menyerukan kepada masyarakat dan warga Arab dan negara-negara Islam, Amerika Latin, Asia dan Afrika untuk berdiri bersama orang-orang Libya yang gagah berani untuk menghadapi agresi ini, yang hanya akan meningkatkan kekuatan orang-orang Libya, keteguhan dan persatuan mereka.''

Dia juga mengatakan Mediterania dan Afrika Utara sekarang menjadi medan pertempuran. Kepentingan negara-negara di kawasan itu akan berada dalam bahaya sejak sekarang.

Pasukan Amerika Serikat dan Inggris menembakkan sedikitnya 110 rudal jelajah Tomhawk ke pertahanan udara Qaddafi. Seorang pejabat penting mengkonfirmasi serangan rudal itu setelah Presiden Barack Obama memerintahkan aksi militer terbatas untuk membantu resolusi PBB yang mendukung intervensi bersenjata terhadap rezim Qaddafi.

Laksamana William Gortney mengatakan pada wartawan bahwa sebanyak 110 lebih rudal jelajah Tomhawk telah ditembakkan dari kapal dan kapal selam AS serta Ingris. Rudal menghantam lebih dari 20 sistem pertahanan udara terintegrasikan dan fasilitas pertahanan ke darat lainnya.

''Rudal pertama menghantam pada pukul 19:00 GMT (pukul 02.00 WIB) menyusul serangan udara yang dilakukan sebelumnya oleh pesawat perang Prancis,'' kata Gortney, direktur staf gabungan AS. "Itu tahap pertama dari operasi banyak tahap untuk melaksanakan resolusi PBB dan mencegah rezim Libya menggunakan pasukan terhadap rakyatnya sendiri.''

Satu kapal selam Inggris bergabung dengan kapal dan kapal selam AS lainnya dalam serangan rudal itu. AS dan negara-negara sekutunya belum menerapkan zona larangan terbang dengan pesawat yang mematroli angkasa.

sumber : Antara/Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement