Rabu 13 Mar 2019 02:27 WIB

Identifikasi Korban Ethiopian Airlines Terkendala

Keluarga korban Ethiopian Airlines harus menunggu identifikasi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Foto yang diambil dari video menunjukkan petugas mencari korban diantara puing-puing jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines di daerah Hejere sekitar 50 km dari selatan Addis Ababa Kenya, Ahad (10/3).
Foto: AP
Foto yang diambil dari video menunjukkan petugas mencari korban diantara puing-puing jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines di daerah Hejere sekitar 50 km dari selatan Addis Ababa Kenya, Ahad (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Keluarga korban Ethiopian Airlines yang jatuh pada Ahad (11/3) harus menunggu selama lima hari untuk mendapatkan jasad anggota keluarga mereka. Ethiopia Airlines mengatakan hal itu disebabkan karena proses identifikasi setidaknya harus dilakukan selama lima hari.

"Proses identifikasi korban setidaknya memakan waktu lima hari," kata juru bicar Ethiopian Airlines Asrat Begashaw, di Addis Ababa, Senin (12/3).

Baca Juga

Dengan percikan api dan asap Boeing 737 Max 8 jatuh beberapa menit usai lepas landas. Kecelakaan itu menewaskan 157 orang yang berada di dalam pesawat tersebut.

"Keluarga korban akan diberitahu," kata Begashaw.

Pakar industri keselamatan penerbangan mengatakan karena dampak tabrakan dan ledakan proses identifikasi dapat memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Mungkin identifikasi juga harus dilakukan melalui rekaman data gigi dan DNA.

Pakar yang tidak bersedia disebutkan namanya itu menambahkan proses identifikasi dapat lebih kompleks lagi karena para penumpang pesawat nomor penerbangan ET 302 ini berasal dari 33 negara yang berbeda. Sementara, Ethiopia memiliki kemampuan forensik yang terbatas. 

Seorang pengusaha asal Kenya, Noordin Mohamed mengatakan ia belum mendapat informasi kapan ia bisa memakamkan saudara laki-laki dan ibunya. Ia mengatakan ingin segera mendapatkan jasad keduanya untuk dikebumikan.

"Kami Muslim dan kami segera memakamkan keluarga kami, sekarang kami bahkan tidak bisa mendapatkan jasad siapa pun, kehilangan saudara laki-laki dan ibu di hari yang sama dan tidak memiliki jasad mereka untuk pemakaman sangat menyakitkan," kata Mohamed.

Kotak hitam ET 302 yang berhasil ditemukan pada Senin (12/3) dapat membantu mengetahui momen terakhir penerbangan itu. Begashaw tidak berkomentar di mana mereka melakukan investigasi.

Seorang saksi mata mengatakan pesawat itu menderu saat hampir sampai di tanah, Memuntahkan asap dan puing-puing sebelum akhirnya jatuh mengantam tanah. Konsulat Jenderal Israel di Ethiopia Opher Dach mengatakan sukarelawan SAR Israel ZAKA berharap dapat ikut membantu mengidentifikasi korban. 

Tipe Boeing 737 menjadi tipe yang paling laris dalam 50 tahun lebih itu menjadi pesawat penumpang yang paling laku di dunia. Variasi Max 8 memiliki mesin yang lebih besar dan menggunakan bahan bakar yang lebih sedikit.

Pesawat itu mulai mengudara pada 2017 dan menjadi primadona industri penerbangan di seluruh dunia. Tapi karena kecelakaan di Ethiopia dan enam bulan yang lalu di Indonesia banyak negara yang mengkandangkan tipe pesawat ini.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement