Jumat 25 Jan 2019 00:30 WIB

Rusia Peringatkan AS tak Campuri Urusan Venezuela

Rusia tetap akan mendukung pemerintahan Venezuela yang sah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido (tengah depan)
Foto: AP Photo/Fernando Llano
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido (tengah depan)

REPUBLIKA.CO.ID,  MOSKOW -- Rusia memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak mencampuri urusan internal Venezuela. Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan negaranya tetap dalam prinsip tidak mencampuri urusan internal negera lain.

"Kami memperingatkan ini, kami yakin (mencampuri urusan negara lain) akan menjadi skenario yang menyebabkan bencana yang akan mengguncang pondasi model pembangunan yang kami lihat di wilayah Amerika Latin," kata Ryabkov kepada majalah International Affairs, seperti dilansir dari Sputnik, Kamis (24/1).

Ryabkov menekankan apa pun yang terjadi, Rusia tetap akan mendukung Venezuela. Ia juga menyesalkan sebagian besar Organisasi Negara-negara Amerika terlibat dalam persoalan tersebut dan 'melemparkan bensin ke dalam api yang berkobar'.

"Kami melihat perkembangan situasi di Venezuela, kami mencatat ada keinginan dari sekelompok negara termasuk Amerika Serikat yang menggunakan wadah seperti Organisasi Negara-negara Amerika, untuk meningkatkan tekanan terhadap sekutu kami Venezuela dengan dalih yang berbeda," kata Ryabkov.

Baca juga, Erdogan Bela Maduro, Trump Dukung Oposisi Venezuela.

Ryabkov juga menggaris bawahi tekanan yang dilakukan AS ke negara-negara lain. Ia menuduh AS menekan, memeras dan merampok negara-negara lain agar berhenti bekerja sama dengan Rusia.

Gerakan protes anti-pemerintah mengguncang Venezuela sejak awal pekan ini. Sementara itu pendukung Presiden Venezuela Nicolas Maduro juga melakukan pawai dan unjuk rasa.

Pada Selasa (22/1) lalu oposisi pemerintah yang menguasai lembaga legislatif Venezuela National Assembly mendeklarasikan perebutan kekuasan. Pemimpin National Assembly Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara.

Beberapa negara termasuk Amerika Serikat dan Kanada mengakui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengatakan Eropa mendukung rakyat Venezuela merebut kembali demokrasi di negara mereka.

"Setelah pemilihan yang tidak sah Nicolas Maduro pada Mei 2018 lalu, Eropa mendukung demokrasi dibangun kembali, saya memuji keberanian ratusan ribu rakyat Venezuela yang melakukan unjuk rasa untuk kebebasan mereka," kata Macron di akun media sosial Twitter-nya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement