REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Venezuela mengusulkan Turki sebagai kekuatan pelindung untuk kedutaan besarnya di Washington, AS. Hal ini disampaikan Duta Besar Venezuela untuk Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Samuel Moncaga, Rabu (15/5) waktu setempat.
Samuel dalam konferensi pers mengatakan AS telah menunjuk pemerintah Swiss sebagai kekuatan pelindung di Caracas dan Venezuela menghargai itu. Karena itu, Venezuela juga membutuhkan AS untuk menerima kekuatan perlindungan, yakni Turki.
"Kami mengusulkan Turki, misalnya. Tetapi mereka (AS) menjawab 'Tidak. Kami tidak mengakui Anda. Kami mengakui (Juan) Guaido," ujarnya dilansir di Anadolu Agency, Kamis (16/5).
Menurut Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik, jika hubungan diplomatik antara kedua negara terputus, kedua belah pihak dapat memilih negara ketiga yang dapat diterima oleh negara penerima sebagai kekuatan pelindung.
Venezuela diguncang protes sejak 10 Januari ketika Presiden Nicolas Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua setelah pemungutan suara yang diboikot oleh oposisi. Ketegangan meningkat ketika pemimpin oposisi Juan Guaido, yang mengepalai Majelis Nasional Venezuela, menyatakan dirinya sebagai presiden pada 23 Januari.
Langkah Guaido itu didukung oleh AS dan banyak negara Eropa dan Amerika Latin. Tetapi Turki, Rusia, Cina, Iran, Bolivia, dan Meksiko memberi dukungan pada Nicolas Maduro.