Senin 23 Jul 2018 01:16 WIB

Menlu Malaysia dan Habibie Diskusikan Pusat Informasi Muslim

Menlu Malaysia menumu Habibie di Perpustakaan Habibie dan Ainun di Jakarta.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Andri Saubani
Presiden Ketiga RI BJ Habibie (kiri) bersama Menteri Luar Negeri Malaysia Dato' Saifuddin Abdullah (kanan) memberikan paparan usai melakukan pertemuan di Ruang Perpustakaan Habibie & Ainun, Kuningan, Jakarta, Ahad (22/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden Ketiga RI BJ Habibie (kiri) bersama Menteri Luar Negeri Malaysia Dato' Saifuddin Abdullah (kanan) memberikan paparan usai melakukan pertemuan di Ruang Perpustakaan Habibie & Ainun, Kuningan, Jakarta, Ahad (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Syaifuddin Abdullah mengunjungi Mantan Presiden ketiga BJ Habibie di Perpustakaan Habibie dan Ainun, Jakarta Pusat pada Ahad (22/7) sore. Dalam kunjungannya ini, Syaifuddin mengatakan, melakukan beberapa diskusi kenegaraan guna melanjutkan kunjungan yang telah dilakukan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad pada akhir Juni lalu.

Dalam diskusinya dengan BJ Habibie, Syaifuddin mengatakan, salah satu pembahasan dalam diskusi yang dimulai pukul 16.00 WIB hingga menjelang adzan magrib tersebut adalah mengenai pertumbuhan pusat informasi masyarakat Muslim. Dia mengatakan, Indonesia dan Malaysia direncanakan akan melakukan kerja sama untuk membangun perkembangan informasi bagi umat Muslim.

Selain itu, Syaifuddin juga berpendapat, saat ini masyarakat tengah membutuhkan pemimpin yang berbasis keislaman, bukan hanya berdasar pada perkara politik. Dalam hal ini, kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan yang mampu mengarahkan pada peradaban yang lebih baik. Kerja sama antara Indonesia dan Malaysia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, tentu dapat menjadi peluang untuk memberikan kontribusi aktif dalam peradaban umat Muslim dunia.

“Insya Allah akan saya sampaikan hasil diskusi ini ke pimpinan Malaysia untuk mengkaji lebih, bagaimana keterlibatan Malaysia untuk membangun proyek ini,” kata Syaifuddin.

Dia menambahkan, topik lain yang juga menjadi bahan diskusi adalah tentang rencana pembangunan industri, dan proyek pengembangan ilmiah, khususnya dengan Habibie Institute. Menurut dia, diskusi dengan mantan Presiden Ketiga Republik Indonesia itu merupakan momen yang dipenuhi ide-ide brilian.

“ini adalah diskusi yang penuh dengan ide ide brilian tetapi bukan hanya ide yang diucapkan lewat lisan saja tapi ada tindak lanjutnya. Dan tinggal bagaimana kita merealisasikan ide itu,” lanjut dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement