Selasa 09 Oct 2018 10:00 WIB

McDonald's Dituduh Diskriminasi Pekerja Lebih Tua

McDonald's membantah menerapkan kebijakan 'learn and churn' kepada pekerjanya

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID McDonald's Australia dituduh secara sistematis melakukan praktik mengurangi jam kerja bagi pekerja di saat usia mereka bertambah. Juga,  mengganti dengan pekerja yang lebih muda yang mendapat bayaran lebih sedikit.

Praktik ini disebut 'learn and churn'. Artinya, belajar dan kemudian setelah mereka pintar, perlahan pekerja itu akan dilepaskan karena bayarannya semakin mahal.

McDonald's merupakan salah satu perusahaan yang paling banyak mempekerjakan orang di Australia. dengan 100 ribu orang. Mereka bekerja di berbagai restoran yang kebanyakan dalam bentuk franchise.

Namun sekarang perusahaan induk dan franchise McDonald dituduh melakukan praktik 'churning' di saat pekerja mereka bertambah usia, yang mendapat jam kerja lebih sedikit dan diganti dengan pekerja yang lebih muda.

Direktur Eksekutif McDonald's Australia Andrew Gregory membantah bahwa praktek ini dilakukan dimana-mana . "Kami dengan serius berusaha melakukan hal terbaik dan mengikuti standar yang ada," kata Gregory dalam wawancara dengan program 7.30 ABC.

Separuh dari pekerja di restorannya, kata dia, berusia di atas 18 tahun. Kebijakan itu bukanlah cara kerja yang baik untuk tidak mempekerjakan mereka yang berusia di atas 18 tahun.

"Kami memerlukan mereka untuk menjalankan bisnis kami."

Nelio Da Silva mulai bekerja di salah satu restoran McDonald's di Melbourne ketika dia berusia 16 tahun. Namun di saat usianya bertambah, jam kerjanya berubah.

"Seiring berjalannya waktu, jam kerja saya semakin berkurang. Memang tidak langsung seketika, namun setelah beberapa waktu," katanya kepada 7.30.

"Saya mendapat jam kerja yang lebih sedikit karena saya lebih tua, dan karena itu bayarannya lebih mahal."

Pekerja di restoran lainnya di Australia juga menyampaikan cerita yang sama. Max Beech mulai bekerja di sebuah restoran McDonald's di Queensland ketika berusia 16 tahun dan pindah ke sebuah restoran di Brisbane ketika berusia 18 tahun.

Dia mengatakan memberikan jam kerja lebih sedikit kepada pekerja yang lebih tua sudah merupakan 'peraturan tidak tertulis' di kalangan para manajer.

"Sebagian besar pembicaraan yang berlangsung andalah bagaimana caranya memberhentikan orang tertentu karena alasan ini dan itu - salah satunya adalah ketika seseorang sudah menjadi terlalu tua." katanya kepada 7.30.

Salah seorang pemilik franhise McDonald's mengakui kepada Fair Work Commision di bulan Juli 2018 bahwa dia mengetahui adanya praktek yang disebut 'learn and churn' tersebut.

Dia mengakui bahwa dia menggantungkan diri pada pekerja karena mereka mendapat bayaran lebih murah, dan ketika mereka lebih tua, mereka harus mencari pekerja yang lebih muda.

Namun Direktur Eksekutif McDonald's Australia Andrew Gregory membantah bahwa perusahaannya menjalankan kebijakan 'learn and churn' tersebut.

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement