Selasa 09 Oct 2018 12:22 WIB

Adakah Dampak Dot Bayi Pada Cara Bicara Balita?

Penelitian ini melibatkan 199 anak pra-sekolah usia empat tahun.

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID Dampak penggunaan dot pada bayi telah lama menjadi perdebatan di kalangan pakar. Salah satunya, dampaknya pada cara anak-anak itu berbicara nantinya.

Namun sebuah penelitian di Australia menemukan kekhawatiran itu tidak beralasan. Cara bicara balita yang mengubah bunyi kata-kata sulit biasa disebut sebagai gangguan fonologis.

"Ini masalah yang kita lihat pada anak-anak usia tiga dan empat tahun," ujar Elise Baker, dosen patologi wicara di University of Sydney.

Dengarkan balita bicara dan minta mengulangi kata 'caterpillar'. Mungkin mereka mengucapkannya sebagai 'tap-ua'.

"Mereka mengganti bunyi yang lebih sulit dengan bunyi yang mudah. Mereka menghilangkan bunyi," jelas Dr Baker kepada ABC.

Penelitian itu melibatkan 199 anak pra-sekolah usia empat tahun. Tujuannya untuk menilai kebiasaan mereka mengisap dot. Penelitian ini merupakan bagian dari riset lebih luas mengenai permasalahan kemampuan bicara pada anak-anak.

Dr Baker mengatakan tidak ditemukan penyebab jelas masalah bicara pada sebagian besar anak-anak tersebut. "Bagian dari penelitian ini ingin menemukan apa yang berpengaruh, baik sebagai penyebab atau justru lebih memperparah masalah cara bicara," jelas Dr Baker.

Orang tua anak pra-sekolah ditanya apakah memberikan dot pada anak-anak mereka ketika masih bayi, dan untuk berapa lama. Mereka juga ditanyai apakah anak-anaknya menyusui, pakai susu botol, dan sering mengisap jempol.

"Kami menemukan sekitar 130 anak memiliki masalah. Lalu kelompok lain yang tak memiliki masalah pada cara bicara mereka," katanya.

Setelah melihat perbandingan antarkelompok, kata Dr Baker, pihaknya tidak menemukan hubungannya sama sekali. Dr Baker mengakui bahwa data itu retrospektif, karena orangtua balita hanya mengandalkan ingatan dalam penelitian ini.

Dia mengatakan pihaknya tertarik meneliti lagi penggunaan dot pada bayi secara langsung dan dampaknya pada masalah cara bicara. "Apakah anak-anak itu tergantung dengan dot dan mereka tak bicara dan tak mau diajak bicara," ujarnya.

Namun sejauh ini, katanya, peneliti belum menemukan kaitan itu. Dia mengakui bahwa kalangan orthodontis dan dokter gigi anak memiliki kekhawatiran mengenai kebiasaan bayi mengisap jempol dan pakai dot.

"Hal ini dapat dikaitkan dengan masalah dengan oklusi," katanya. Dan hal itu bisa mulai menimbulkan dampak pada perkembangan gigi mereka.

Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement