Selasa 18 Dec 2018 11:59 WIB

113 Wartawan Tewas Selama 2018

Negara paling berbahaya untuk wartawan adalah Afganistan, Meksiko dan Suriah

Pena wartawan/ilustrasi
Pena wartawan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA  - Jumlah wartawan yang tewas sejak awal 2018 telah bertambah sebanyak 14 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 113. Hal itu diungkapkan Press Emblem Campaign (PEC), yang berpusat di Jenewa, Swiss, Senin (17/12).

PEC mengatakan di dalam laporan tahunannya bahwa sejak awal tahun ini, 113 wartawan tewas di 30 negara dengan rincian 17 di Afghanistan, 17 di Meksiko dan 11 di Suriah.

Negara yang berbahaya setelah Afghanistan, Meksiko dan Suriah adalah Yaman dan India, masing-masing dengan delapan wartawan yang tewas. Kelima negara itu menjadi tempat tewasnya 61 wartawan, atau lebih separuh dari wartawan yang tewas.

"Kelompok teror di Afghanistan dan kelompok kriminal di Meksiko adalah penyebab utama kematian wartawan," kata PEC.

Yang di peringkat keenam adalah Amerika Serikat, dengan enam wartawan tewas oleh seorang pria bersenjata di kantor harian Capital Gazette di Annapolis pada Juni. Pakistan mengikuti dengan lima wartawan tewas.

"Jumlah wartawati yang tewas meningkat tajam, dari lima pada 2016 jadi 16 pada 2017. Tahun ini, tujuh wartawati terbunuh," kata PEC

Penurunan tajam kematian wartawan terjadi di Irak. Jika tahun lalu ada sembilan wartawan tewas di Irak, tahun ini hanya ada satu wartawan tewas. Sementara itu, peningkatan tajam terjadi di Afghanistan, tempat wartawan yang tewas jadi dua-kali lipat dari delapan pada 2017.

Dari 2009 sampai 2018, sebanyak 1.221 wartawan dan pekerja media tewas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement