Ahad 16 Apr 2017 03:41 WIB

Peledak dalam Serangan Bus Dortmund Diduga Milik Tentara Jerman

Kondisi bus Borussia Dortmund yang diserang bom menjelang laga leg pertama perempat final Liga Champions, Selasa (11/4).
Foto: EPA/SASCHA STEINBACH
Kondisi bus Borussia Dortmund yang diserang bom menjelang laga leg pertama perempat final Liga Champions, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Peledak dalam serangan terhadap bus tim bola Borussia Dortmund diduga milik angkatan bersenjata Jerman. Ini dilaporkan surat kabar Jerman, mengutip sumber dalam penyelidikan atas perkara itu pada Sabtu (16/4).

Jaksa Jerman meragukan keaslian surat yang menunjukkan kelompok Islam garis keras berada di balik serangan itu. Surat kabar Bild mengutip keterangan penyidik, yang menyatakan perusuh sayap kanan mungkin bertanggung jawab.

"Bahan peledak di bom pipa itu, yang dipenuhi jarum logam, mungkin berasal dari cadangan angkatan bersenjata Jerman. Tapi itu masih diselidiki," kata surat kabar Welt am Sonntag mengutip sumber dalam penyelidikan.

Sumber tersebut juga menyatakan pengetahuan khusus diperlukan untuk menggunakan pemicu milik tentara, yang tidak mudah diperoleh. 

Juru bicara kejaksaan pusat menolak menanggapi laporan itu.

Bus Dortmund menuju Stadion SIgnal Iduna Park untuk pertandingan Liga Champions melawan AS Monaco pada Selasa ketika tiga ledakan terjadi. Ledakan merusak bus Dortmund dan melukai bek asal Spanyol Marc Bartra. Pertandingan yang dijadwalkan berlangsung Rabu (12/3) dini hari WIB tertunda 22 jam.

Welt am Sonntag menyatakan polisi menduga akan terjadi serangan lanjutan menyasar pertandingan sepak bola, pergelaran musik rock, dan acara kebudayaan.

Dikatakannya, polisi daerah menginginkan kehadiran lebih besar jika diperlukan dan menggunakan anjing terlatih untuk mengendus bahan peledak.

Joachim Herrmann, menteri dalam negeri negara bagian Bavaria, kepada surat kabar sama menyatakan Bavaria berencana menggunakan lebih banyak pengamatan video, terutama di tempat rawan kejahatan dan tempat umum.

Joachim Thomas, ketua perhimpunan pengelola stadion Jerman, kepada Welt am Sonntag menyatakan pemindai seluruh tubuh diyakini akan digunakan di pintu masuk stadion pada masa depan.

Arnold Plickert, wakil ketua serikat polisi GdP, menyatakan polisi kewalahan dan tidak memiliki cukup petugas untuk menjaga hotel kesebelasan pada tiap malam sehingga klub harus menyediakan petugas keamanan tambahan jika mereka menginginkan itu.

Keamanan dilakukan ketat untuk pertandingan pada Sabtu, termasuk laga Bundesliga antara Dortmund dengan Eintracht Frankfurt.

Polisi Dortmund menayangkan gambar di Twitter, yang memperlihatkan petugas bersenjata berada di luar stadion, dengan menyatakan mereka memberikan keamanan lebih di dalam dan luar.

Polisi di kota barat, Mainz, menyatakan menyertai bus pembawa regu sepak bola Mainz dan Hertha BSC untuk pertandingan mereka pada Sabtu.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement