Ahad 04 Mar 2018 03:54 WIB

Ada CCTV, Israel Tetap Sangkal Serang Warga Palestina

Seorang ahli patologi Palestina mengungkap, Yassin ditembak di perut bagian bawah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Endro Yuwanto
Tentara Israel (ilustrasi)
Tentara Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kekejaman Israel terhadap warga Palestina mencuat melalui rekaman CCTV. Rekaman ini menunjukkan korban kekejaman, Yassin Omar al-Saradih, butuh waktu sekitar 25 menit untuk mendapatkan pertolongan medis meski pada akhirnya meninggal dunia.

Ayah dari Yassin, Sabiha al-Saradih, mengatakan, pasukan Israel memukuli anaknya sampai tewas. "Mengapa mereka tidak membebaskannya, mengapa mereka menahan tubuhnya," kata dia seperti dikutip dari Aljazeera, Sabtu (4/3).

Dalam rekaman CCTV yang dirilis oleh kelompok hak asasi manusia (HAM) Israel B'Tselem, Yassin yang berusia 35 tahun itu terlihat berjalan dengan sebuah batang logam yang terpasang di pinggir roda mobil. Ia terlihat sedang berusaha menyerang tentara yang berdiri di sebuah gang.

Video tersebut kemudian menunjukkan tentara Israel menendang dan memukul Yassin. Selama sekitar 25 menit, berdasarkan video tersebut, tidak ada bantuan medis yang ditawarkan sampai Yassin dievakuasi dari tempat kejadian.

Namun, pihak Israel punya versinya sendiri. Tentara Israel menuturkan Yassin saat itu memegang pisau dan berusaha mengambil senapan tentara Israel setelah mengalami cedera selama penangkapan. Sebelum rekaman video itu beredar, pihak Israel mengatakan Yassin mendapat pertolongan pertama.

Namun, setelah rekaman video beredar, Israel menyatakan cerita yang berbeda. Mereka mengatakan Yassin mencoba menyerang tentara dengan tongkat besi, tentara Israel lalu menghampiri dan menghentikannya.

Dalam komunikasi antara pejabat Israel dan Palestina, pejabat Israel memberitahukan bahwa Yassin kemungkinan meninggal akibat menghirup gas air mata. Namun, otopsi yang dilakukan di sebuah lembaga forensik Israel dan dihadiri oleh seorang ahli patologi Palestina mengungkapkan, Yassin ditembak di perut bagian bawah dengan peluru hidup.

Kondisi itu menyebabkan pendarahan dan juga patah tulang di daerah panggul dan bekas memar di kepala, dada, leher, dan bahu. Terlepas dari laporan otopsi, militer Israel terus mengatakan pihak medis yang merawat Yassin tidak melihat tanda-tanda peluru masuk.

Media Israel pun melaporkan, tentara yang terlibat dalam serangan kepada Yassin itu menuturkan tidak tahu soal pendarahan yang dialami Yassin karena saat itu sedang beroperasi dalam kondisi gelap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement