Senin 02 Jul 2018 20:42 WIB

Sepanjang 2018, Israel Disebut Bantai 25 Anak Palestina

11 anak di antarantya ditembak militer Israel di bagian kepala dan leher

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bilal Ramadhan
Serangan Israel terus memakan korban tewas dari kalangan anak-anak Palestina. (ilustrasi)
Foto: EPA/Mohammed Saber
Serangan Israel terus memakan korban tewas dari kalangan anak-anak Palestina. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bidang kemanusiaan, yang menamai dirinya dengan Pertahanan untuk Anak Internasional-Palestina, menyatakan selama 2018 ini militer Israel telah membantai 25 anak-anak Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dalam keterangan pers LSM yang mengadvokasi hak-hak anak Palestina tersebut, disebutkan bahwa dari total jumlah 25 anak yang menjadi korban itu, 21 di antaranya tewas di Jalur Gaza.

"Pasukan militer Israel juga telah sengaja membunuh anak di bawah umur dengan menggunakan amunisinya," tulis pernyataan LSM tersebut seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (2/7).

Pernyataan LSM ini juga menyebutkan, dari total 25 itu, 21 di antaranya tewas karena ditargetkan militer Israel secara langsung. Dan, 11 di antaranya ditembak di bagian kepala dan leher.

Tentara Israel kemudian melanjutkan eskalasinya dengan menggunakan kekuatan mematikan dan peluru hidupnya kepada anak-anak Palestina yang tidak menimbulkan ancaman secara langsung. Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina juga mencatat, jumlah warga Palestina yang menjadi martir akibat tembakan pasukan militer Israel mengalami kenaikan sehingga menjadi 135 korban. Jumlah ini terhitung sejak gelombang protes warga Palestina pada 30 Maret lalu.

"Ada lebih dari 15 ribu orang yang telah terluka selama gelombang protes terjadi di Gaza," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qidra.

Al-Qidra melanjutkan, saat ini ada sekitar 370 orang terluka berada dalam kondisi kritis. Sebanyak 2.536 dari mereka yang cedera adalah anak-anak dan 1.160 adalah wanita. Bahkan, di antara yang terluka adalah 231 staf medis dan 175 wartawan.

Warga Palestina telah memulai gelombang protesnya dengan melakukan aksi massa di sepanjang pagar keamanan Gaza-Israel pada 30 Maret lalu. Mereka menuntut haknya untuk kembali ke rumah-rumah dan desa-desa mereka di Palestina.

Tempat asal mereka amat bersejarah hingga kemudian Israel pada tahun 1948 mulai merampas tanah Palestina. Para pengunjuk rasa juga menuntut diakhirinya blokade Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama satu dasawarsa.

Sebab ini telah menghancurkan perekonomian kantong pesisir dan merampas 2 juta penduduk sehingga menyebabkannya kesulitan mengakses komoditas pokok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement