Kamis 27 Sep 2018 18:24 WIB

Israel Caplok Wilayah Palestina untuk Proyek Kereta Api

Israel membangun jaringan kereta api dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Peta Palestina 1946-2000.
Foto: Juancole.com
Peta Palestina 1946-2000.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Israel sedang membangun jaringan kereta api dari Tel Aviv menuju Yerusalem. Proyek tersebut melewati bagian-bagian wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Dilaporkan laman Al Araby, proyek pembangunan kereta api itu bernilai dua miliar dolar AS. Hal itu merupakan bagian dari skema pembangunan jaringan rel kereta berkecepatan tinggi antara Tel Aviv Ben Guiron Airport dan Yerusalem dalam waktu 40 menit. Kereta nantinya akan melaju dengan kecepatan sekitar 160 kilometer per jam.

Jaringan rel kereta api itu akan melewati bagian-bagian Tepi Barat, seperti desa Palestina Beit Surik yang terletak di pinggiran Yerusalem dan di Lembah Latrun. “Sangat menyedihkan bahwa Anda melihat kereta api dan melihat teknologi modern di tanah Anda dan di dalam tanah Anda, tapi Anda tidak dapat menggunakannya atau mengekploitasinya karena kekuasaan pendudukan,” kata Mohammed al-Tari, seorang warga Palestina yang tinggal di desa Beit Surik, dikutip Al Araby pada Rabu (26/9).

Warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat memang tidak diizinkan melakukan perjalanan ke Israel setelah kembali dari bepergian ke luar negeri melalui bandara Ben Gurion. Mereka harus menyeberang ke Yordania untuk terbang keluar dari bandara di Amman.

Israel telah menduduki Tepi Barat sejak 1967. Selama 51 tahun melakukan pendudukan ilegal, Israel telah melakukan berbagai pelanggaran dan kejahatan terhadap penduduk sipil Palestina. Satu yang paling mencolok adalah pencaplokan lahan milik warga Palestina untuk dijadikan permukiman Yahudi.

Kendati telah dinyatakan ilegal secara hukum internasional, tapi Israel terus melakukan pembangunan permukiman di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk di Yerusalem Timur. Saat ini terdapat lebih dari 600 ribu orang Yahudi Israel yang tinggal di permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Awal bulan ini, PBB menerbitkan laporan yang menyatakan bahwa pendudukan Israel telah membuat wilayah Palestina dalam keadaan kemiskinan permanen. “(Wilayah pendudukan Palestina) memiliki tingkat pengangguran tertinggi di dunia dan perempuan serta pemuda secara tidak proporsional terdampak krisis pengangguran,” kata PBB dalam laporannya.

“Konstruksi permukiman ilegal Israel dan aneksasi tanah Palestina dipercepat. Lalu Jalur Gaza meluncur di jalur pembangunan sebagai krisis kemanusiaan yang berat dan semakin mendalam,” kata PBB menambahkan.

Baca: Badan PBB: Pengungsi Palestina Berhak Kembali ke Tanah Air

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement