Rabu 11 Nov 2015 22:25 WIB

UEA Tekan Inggris untuk Hentikan Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin
Foto: .
Ikhwanul Muslimin

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Anggota senior Ikhwanul Muslimin (IM) di Inggris menegaskan, organisasi Ikhwan tidak menyembunyikan sesuatu yang bisa dianggap membahayakan.

Hal itu disampaikan Mohamed Soudan, mantan penasihat luar negeri presiden terguling Muhammad Mursi menyusul tekanan Uni Emirat Arab yang meminta Inggris membubarkan organisasi IM.

Menurut Soudan, jika Pemerintah Inggris menemukan bukti bahwa orgasisasinya salah, tentu mereka juga mengambil tindakan. "Kami tidak pernah melanggar hukum, kami tidak mendorong kekerasan, kami ingin hidup damai serta tidak ada yang disembunyikan. Mereka tidak bisa melakukan apapun karena kami tidak melakukan kesalahan," ujar Soudan.

Sebelumnya dalam laporan yang dibuat the Guardian, UEA berjanji menandatangani kontrak pembelian senjata dengan Inggris sebesar 9 miliar dolar AS. Dengan syarat Perdana Menteri Inggris David Cameron mau menindak tegas kelompok tersebut.

Cameron pada akhir Maret lalu telah memerintahkan penyelidikan apakah Ikhwan terkait dengan terorise. Namun sayang hingga kini hasil penyelidikan itu tidak diungkap ke media.

Juru bicara Perdana Menteri Inggris mengatakan kepada Aljazirah, pemerinta akan tetap berkomitmen membuka hasil penyelidikan tersebut. Rencananya, pemerintah akan mengungkapnya akhir tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement