Ahad 16 Sep 2018 01:11 WIB

Turki: Langkah Militer Bukan Solusi Krisis Idlib

White Helmets menyebut 30 warga sipil tewas di Idlib akibat serangan rezim dan Rusia.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Andri Saubani
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan, solusi bagi Idlib merupakan kepercayaan umum yang dibicarakan sampai pada solusi politik, bukan militer. Hal itu dikatakannya setelah pertemuan dengan perwakilan Prancis, Jerman dan Rusia pada KTT keempat di Suriah.

Ketiga negara itu kini tengah mengharapkan kejelasan status Idlib termasuk perlindungan warga sipil, dan pencegahan krisis kemanusiaan di sana. "Poin umum semua pihak adalah solusi yang bersifat politik ketimbang militer," ujarnya seperti dikutip Huuriyet Daily News, Sabtu (15/9).

Kalin mengatakan, kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendatang ke Rusia Sochi merupakan hal yang penting. "Turki mengharapkan dukungan yang lebih terbuka dan langsung dari komunitas internasional dan para pemimpin," tambah Kalin.

Menurut lembaga pertahanan sipil White Helmets, sejak awal September, setidaknya 30 warga sipil tewas di Idlib dan Hama dan belasan orang terluka akibat serangan udara oleh rezim dan pesawat tempur Rusia. Sementara pemerintah Suriah baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meluncurkan serangan militer besar-besaran ke daerah itu, yakni daerah yang lama dikendalikan oleh berbagai kelompok oposisi bersenjata. Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan serangan semacam itu akan mengarah pada bencana kemanusiaan terburuk di abad ke-21.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement